Sabtu, 26 Maret 2016

PENGALAMANKU MENJALANI ABLASI RADIOAKTIF


Hari Pertama di Ruang Isolasi (Senin, 17 September 2012)
Sesuai perjanjian, aku tiba di Bag Kedokteran Nuklir RSPP kira2 jam 9.15 pagi diantar suami, adik dan adik ipar. Bawaanku cukup bnyk terdiri dr satu koper kecil isi mukena + sejadah, pakaian utk plg, jaket, pakaian dlm, kaos kaki dan bbrp buku bacaan yg sengaja dibeli hari sebelumnya. Satu tas lagi isi air mineral 3 botol @ 1.5 liter, buah2an, cemilan, tablet hisap vit C, alat mandi, dll. Plus laptop dan modem.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi, aku dan seorang pasien lagi (Dona), dg diantar keluarga diajak pak Tetra naik ke lantai 4 tempat ruang isolasi berada. Kami dibawa msk ke ruang perawat dan diberi penjelasan oleh perawat ttg penata-laksanaan di ruang isolasi, antara lain bahwa nanti tdk ada perawat yg msk ke ruangan, termsk cleaning service, jd kami hrs menjaga kebersihan ruangan sendiri. Yang akan masuk (tp cuma sampai di balik pintu) adalah petugas pengantar makanan dan petugas dr Kedokteran Nuklir yang akan mengecheck setiap hari. Di kamar dipasang CCTV yg terhubung ke ruang Perawat, jadi perawat hanya memonitor kami dari CCTV dan sekali2 akan menelpon menanyakan kondisi kami. Pakaian ganti (piyama), tissue dan handuk utk sekitar 4 – 5 hari sdh disiapkan di kamar.
Kami boleh mendapat kiriman makanan dari luar tp hrs diserahkan ke Ruang Perawat dan nanti akan diantarkan oleh petugas pengantar makanan. Oiya, rupanya ada juga pantangan makanan selama proses ablasi ini yaitu seafood, brokoli dan kembang kol.


Kemudian kami diantar oleh perawat dan pak Tetra ke kamar isolasi (kamar 404), kamar yg paling ujung. Kamarnya isi dua bed, di sisi2 tempat tidur dipasang semacam partisi yg berat (anti radiasi?). Pak Tetra menjelaskan juga mengenai penata-laksanaan ablasi. Kami akan minum obat radioaktif kira2 jam 11 siang krn aku tadi terakhir makan jam 7 pagi (hrs ada selang waktu 4 jam antara makan dan minum obat).  Selama 1 jam setelah minum obat, tidak boleh makan minum dulu. Nanti setelah 1 jam baru boleh minum dan makan.
Kami dianjurkan minum se-banyak2nya spy obat yg tdk terserap oleh tubuh (sisa kelenjar tiroid) langsung dibuang melalui urine. Kami juga disarankan untuk mandi dan keramas minimal satu kali sehari untuk mempercepat pembuangan sisa2 bahan radioaktif dr tubuh kami.

Oiya, pengertian ablasi adalah “pemberian per-oral Iodium-131 dosis tinggi (30 – 150 mCi)”, yang gunanya untuk menghancurkan sisa2 kelenjar tiroid pasca total thyroidectomy.
(Note : satuan mCi = mili Currie)
Jam 11, setelah perawat mengecheck tekanan darah dan suhu tubuh kami, pak Tetra mulai membuka dua tabung berisi Iodium-131 dan melarutkannya dg air mineral utk selanjutnya kami minum. Tabungnya kecil kira2 sebesar mug tapi beratnya minta ampun...... dan iodium-131 yang dilarutkan masing2 sebanyak 7 ml.  Ternyata tidak ada rasa apa2 selain rasa air mineral biasa.
Oiya, sesaat sebelum tabung dibuka, semua perawat dan pengantar diminta keluar ruangan, jadi tinggal kami berdua dan pak Tetra. Pak Tetra memakai rompi khusus.
Setelah itu kami ditinggal oleh pak Tetra.
Jam 12.15 kami makan dan mulai minum sesering mungkin, akibatnya jadi sering buang air kecil.
Kami tidak boleh buang air kecil di kloset, tapi hrs ditampung di tempat khusus utk selanjutnya dimasukkan ke jerigen khusus juga krn nantinya akan dibuang ke suatu tempat khusus.
Hari pertama aku lalui dengan membaca, internetan, tidur.......
 Hari Kedua di Ruang Isolasi (Selasa, 18 September 2012)
Bangun tidur di hari kedua aku langsung meraba dan merasakan bagian leherku, ahhh...ternyata aman2 aja, gak ada rasa sakit, atau bengkak. Cuma lidah aja agak terasa kurang enak dan sedikit rasa kering di tenggorokan. Pagi2 suster telpon tanya keadaan kami berdua juga tanya suhu tubuh kami (pagi ini suhu tubuhku 36.8 0C, normal)
Kemarin kami diberi 4 macam obat, Ranitidin tablet 3x1  (mengurangi sekresi asam lambung), Dexanta sirup 3x1 sdm (antasida, pelindung dan menghilangkan kembung pada lambung), Lanadexon tablet 2x1 (anti inflamasi, rematik dan alergi) dan Laxadine sirup 1x1 (pencahar). Kata pak Tetra, obat2 itu untuk mengurangi efek yang akan timbul setelah minum Iodine-131, antara lain leher bengkak, mual, dll.
Hari kedua mulai terasa bosan karena praktis tidak ada yang bisa dikerjakan selain baca, nonton tv, bbm-an, ngobrol, tidur.
Kira2 jam 10 pagi, idola baru kami, pak Tetra, datang untuk mengukur kadar radiasi di tubuh kami menggunakan semacam alat seperti senter yg diarahkan ke tubuh kami. Ternyata tingkat radiasi di tubuh kami msh tinggi, msh > 2.5 mR/h, jadi belum boleh pulang. Perkiraan pak Tetra kami baru bisa pulang hari Jum’at tgl 21 Sep (Kamis 20 Sep adalah Pilkada DKI, jadi hari libur). Yaaa....penantian panjang..... tapi harus tetap semangat......
(Note : satuan mR/h = mili Rontgent/jam)
Hari Ketiga di Ruang Isolasi (Rabu, 19 September 2012)
Pagi ini keadaanku baik2 aja, semuanya berjalan normal. Cuma masih ada rasa gak enak di lidah dan rasa agak kering di tenggorokan. Sarapan nasgor, minum susu dan teh hangat. Suster telpon utk tanya keadaanku dan suhu tubuhku (pagi ini 36.6 0C).
Sehabis mandi, kira2 jam 8.30 Pak Tetra datang utk mengukur tingkat radiasi di tubuh kami berdua. Alhamdulillah pagi ini tingkat radiasi di tubuhku sudah turun menjadi 1.6 mR/h, namun belum aman untuk bisa diperbolehkan pulang. Kata pak Tetra tunggu sampai < 1.0 mR/h baru boleh pulang. Yaaa....harus bersabar nih.
Mulai bosan, tapi harus tetap bersabar untuk bisa pulang.
Jadi kegiatanku diisi dgn baca buku, bbm-an dgn keluarga dan teman, facebook-an, dengar murottal, nonton tv, dll. Pengen baca Al Qur’an tapi aku sdg berhalangan.
Pengen skype-an dgn anakku yg sdg study di Bremen, tapi waktunya gak pernah pas. Kalo aku sdg internetan, anakku sdg di jalan. Nanti anakku udah pulang dan bisa skype-an, akunya udah tidur. Maklum karena perbedaan zona waktu, jadi ada selisih waktu 5 jam antara Jakarta dan Bremen.
Gak disangka, siang hari kawan2 SMP ku berkunjung, padahal sdh dibilang aku gak boleh dibezuk. Jadilah kami ngobrol lwt HP dibatasi pintu kaca dan partisi. Terima kasih buat Lisa, Annisa, Lena, Nasir, Boy dan Sanusi juga buat Ita Komar, yg sdh membawa keceriaan utkku.....(big hug utk kalian semua). Terima kasih juga buat kawan2 yg sdh mengirimkan doa dan sapa salam lewat bbm, fb, dll. Semoga budi baik kawan2 semua dibalas Allah swt dg kebaikan juga, aamiin.
Sejak siang mulai ada rasa gak enak di tenggorokan/leherku, terasa sakit dan agak bengkak. Sebelumnya memang sudah dikasih tau pak Tetra dan juga perawat bahwa mungkin kami akan merasakan hal2 yg kurang enak seperti ini. Rupanya di hari ketiga aku baru mulai merasakannya, sementara teman sekamarku gak merasakan sakit seperti aku, cuma merasa agak mual. Yaahh reaksinya terhadap tubuh mmg ber-beda2 ya. Mudah2an rasa gak enak ini gak berlangsung lama.
Mulai mati gaya niihhh....se-hari2 cuma diisi baca, nonton tv, internetan, bbm, fb, tidur, makan (3x sehari + snack 2x), mandi + keramas pagi dan sore (katanya supaya mempercepat proses pembuangan kadar radioaktif dr tubuh, jd walaupun setelah mandi kedinginan ya tetap kami lakukan saking pengennya cepat bisa pulang....qiqiqi....).
Alhamdulillah, mulai maghrib hari ini aku sdh bisa sholat lagi.
Hari Keempat di Ruang Isolasi (Kamis, 20 September 2012)
Subuh ini aku bangun dg msh merasakan sakit di leher/tenggorokan. Hari ini adalah Pilkada DKI putaran kedua, jadi hari libur. Kemarin Pak Tetra bilang bahwa mereka juga libur, berarti hari ini gak ada yg ngukur tingkat radiasi di tubuh kami dong?
Pagi ini suhu tubuhku normal, 36.7 0C. Gak ada keluhan berarti kecuali rasa sakit sedikit di leher/tenggorokan itu.
Namun mulai agak siang perutku terasa kembung dan seharian berbunyi kriuk....kriuk....padahal sdh diantisipasi dg obat2an di atas. Untuk buang air besar juga agak susah. Aku tanya teman sekamarku, rupanya dia juga merasakan hal yg sama. Rupanya ini salah satu dampak dari ablasi ya?
Menanti adalah hal yg paling membosankan, tapi aku hrs tetap bersabar menunggu smp tingkat radiasi di tubuhku mencapai batas aman dan diperbolehkan pulang. Mudah2an besok kami sudah diperbolehkan pulang. Masuknya barengan, pulangnya juga harus barengan, bukan begitu mba Dona?
Hari Kelima di Ruang Isolasi (Jum’at, 21 September 2012)…..boleh pulang…..
Pagi ini aku bangun tidur dengan semangat krn Insya Allah bisa pulang. Suhu tubuhku normal, 36.5 0C. Kira2 jam 7.30, kami disuruh turun ke Bag Kedokteran Nuklir untuk whole body scanning (WBS), pdhl blm mandi…uuupppss… ya udah deh, kami turun dengan perasaan deg2an spt mau divonis….
Yang duluan discanning aku, disuruh berbaring, ihhh ngeri juga kayak mau diapain aja, pdhl gak berasa apa2. Prosesnya berlangsung kira2 setengah jam. Setelah aku gantian Dona yg discanning.
Setelah itu kami kembali ke kamar. Kami langsung beres2, mandi, dll, karena kata pak Tetra, apapun hasil scanningnya kami pasti boleh pulang hari ini.
Kira2 jam 9 pak Tetra datang, membawa hasil whole body scanning kami. Rupanya sisa jaringan tiroid di tubuhku lebih banyak disbanding Dona, makanya aku merasa sakit dan  bengkak di leher sementara Dona tidak. Itu krn aku lebih bnyk menyerap larutan Iodine-131. Kata pak Tetra, nanti per-lahan2 sisa jaringan tiroid itu akan terkikis krn di tubuh kami msh ada sisa Iodine-131 yang akan mengikisnya (hsl check terakhir, msh ada 0.5 mR/h), namun sdh aman utk berinteraksi dg orang lain (kecuali dg ibu hamil dan balita).
Ternyata pasca ablasi, ada pantangan makanan untuk kami yaitu : seafood, coklat, brokoli, kembang kol, daun singkong dan garam tinggi yodium. Kalo utk seafood dan garam, itu krn mengandung yodium tinggi yg dpt memicu jaringan tiroid aktif lagi, tapi untuk , coklat, brokoli, kembang kol, daun singkong, kenapa ya? 
Sediihhh…..jadi banyak pantangan kayak gini….tapi gpp deh, yg penting sehat.
Kira2 jam 13, aku baru bisa pulang setelah selesai urusan administrasi, dll. Alhamdulillah…..akhirnya aku bisa pulang. Mudah2an tuntas sudah pengobatanku setelah menjalani dua kali operasi (total thyroidectomy) dan internal ablation, dan selanjutnya tinggal me-maintain aja.
Oiya, sebelum kami pulang, “tabungan kami” (baca : urine) yg dikumpulkan dalam jerigen selama kami diisolasi, dibawa oleh petugas Kedokteran Nuklir, katanya untuk dibuang ke suatu tempat khusus. Juga pakaian (piyama dan handuk) yang kami pakai selama diisolasi baru dibawa ke laundry untuk dicuci, karena katanya ada peraturan bahwa pakaian bekas pakai pasien ablasi baru boleh dicuci setelah seminggu, menunggu zat radioaktif yg terpapar pada pakaian tsb luruh dulu.

 
Bekal ke RS, sebagian besar adalah bacaan

 


Ruang isolasi, masing2 bed dibatasi partisi
Tabung berisi Iodine-131
Pak Tetra sedang menyiapkan cairan Iodine-131 yang akan kami minum
Teman yang bezuk dari balik pintu

73 komentar:

  1. Wow dokumentasinya lengkap ya mba Tita...

    BalasHapus
  2. Iya.. ya.. dokumentasi lengkap. Seperti sudah dipersiapkan mau untuk penulisan blog,

    BalasHapus
  3. Karena waktu itu lsg ditulis mba jadi msh ingat semua..... kalau skrg sih sy pelupa....mungkin efek tuna tiroid ya....

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Iya.. ya.. dokumentasi lengkap. Seperti sudah dipersiapkan mau untuk penulisan blog,

    BalasHapus
  6. Wah.. saya baru tahu kalau tiap rumah sakit berbeda beda ya mba utk ablasinya. Antara lain mengenai air kencing yg harus di tampung dulu dan juga ranjang yang di beri partisi seperti di foto mba.

    semoga pembaca semakin terinspirasi. Khususnya teman teman yg masih kuatir buat radiasi jadi bisa gambaran dengan membaca blog mba

    BalasHapus
  7. Makasih mba Yuni yg sdh menjadi penyemangat. Iya betul....tiap RS berbeda penatalaksanaannya. Sy tanya kenapa dipasang partisi....katanya sih spy meminimalkan terpaparnya dinding dr radiasi. Itu partisinya berat banget lho....bkn partisi biasa...tapi sy lupa gak nanya apa bhn pembuat partisinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba salam kenal dari saya di palu, mba apakah sy joleh minta no wa untuk sharing tentang radioaktif mba? No wa sy 082269059051

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Mba... Untuk tingkat kesembuhan nya gimana ya.. Pulih 100% kah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau untuk kasus saya, setelah 4 tahun lebih menjalani ablasi saya masih dinyatakan bersih dari sel2 ca. namun untuk kasus yang lain (penderita lain) ada yang ablasi sampai beberapa kali.

      Hapus
  10. Mb tita... apakabar sekarang.. masih inget saya? pasien RSPP asal pontianak yg sendirian yg pernah dikasi support sm mb saat jelang first ablasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai....iya saya masih ingat...Sari kan? gimana keadaannya sekarang?WA nya sudah gak aktif ya?

      Hapus
  11. Halo mba.. biaya untuk ablasi sendiri kira2 berapa ya? Makasih yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biaya ablasi tergantung dosis I-131 yang diberikan. kalau untuk dosis 100 Mci sekitar 20 jutaan.

      Hapus
  12. Mb tita operasinya sendiri dulu dimana mb? Di rspp bukan?

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Halo mba tita, bagus banget tulisan nya sih mba. Banyak berguna buat yg lain. Oia.. kira-kira proses ablasi bisa menggunakan Bpjs mba? dan sebelum ablasi, terakhur ada cek t3&t4 mba? berapa kadarnya t3 dan t4 mbanya seblum ablasi mba? makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru dibalas.
      Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
      Ablasi bisa kok menggunakan BPJS.
      Sebelum ablasi memang ada pemeriksaan Tiroglobulin dan TSHs (saya sdh tdk punya kelenjar tiroid), tapi maaf saya lupa angkanya. Yang jelas syarat utk ablasi TSHs minimal harus 30.

      Hapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  16. hallo mba.... mo nanya apakah sbelum diablasi mba ada tindakan operasi tiroidnya dahulu atau langsung diablasi? makasihh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga, maaf baru dibalas.
      Karena kasus saya adalah cancer tiroid, jadi sebelum ablasi saya sudah menjalani total tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid secara total).

      Hapus
  17. Haloo mba adakah kontak wa untuk sharing.. trims

    BalasHapus
  18. Maaf mba, bolehkah saya tahu tentang besaran biaya nya?
    Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biaya tergantung dosis, kalau seperti saya (dosis 100mci) sekitar 20 juta, makin kecil dosis maka biaya makin murah.

      Hapus
  19. Berapa lama tidak boleh makan makanan pantangan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya pantangan tsb hanya ketika mau menjalani ablasi atau whole body scanning. Selanjutnya dikurangi saja (bukan tidak boleh sama sekali).

      Hapus
  20. Hai mbak....boleh mnta no wa nya? Krn saya jg awal bulan akan menjalani ablasi dan saya deg2an bgt. Sy butuh pengetahuan dan saran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf saya baru buka blog lagi setelah sekian lama vakum. kalau masih mau tanya, ke e-mail saya aja, ini alamatnya : titasavitri0611@gmail.com

      Hapus
  21. Saya baca dr kisah mb subhanlloh terharu,bgtu sabar dlm jalani sakit dan pengobatan,adik saya pun sama sprti mb,besok akan jalani ablasi di bandung, kisah mb jd inspirasi buat adik sy, mksh mb sdh berbagi pengalaman, semoga lekas sembuh ya, aamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin….terima kasih…
      semoga adiknya sehat juga ya....

      Hapus
  22. Hai Mba tita boleh minta no wa nya..sy disuruh ablasi tp takut mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf saya baru buka blog lagi setelah sekian lama vakum. kalau masih mau tanya, ke e-mail saya aja, ini alamatnya : titasavitri0611@gmail.com

      Hapus
  23. Hai mba.. Sy jg tgl 8 okt ini dpt jadwal untuk ablasi.. Trs terang sy msh takut.. Takut efek nya takut merusak organ lain.. Di satu sisi sy pun ga tega ninggalin anak sy umur 5th krn anak sy nempel bgt sm sy.tp klo sy gak ablasi sy pun takut knp2 nantinya.. Minta sarannya mba biar sy tenang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mb jadi ablasi kah? Boleh mnta no wa mb, kakak saya tiroid dan kalau memungkinkan saya ingin beliau juga mnjalani ablasi saja. Mohon infonya mb. Bisa balas k email saya di nining.fermai08@gmail.com

      Terimakasih banyak sebelumnya mb

      Hapus
    2. Maaf saya baru buka blog lagi setelah sekian lama vakum…. semoga sudah menjalani ablasi dan makin sehat. Insya Allah ablasi dengan dosis yang tepat tidak merusak organ tubuh yang lain.

      Hapus
  24. Oh iya mba blh minta no wa.. Biar aku bs tanya2 lgsg mba.. Makasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf saya baru buka blog lagi setelah sekian lama vakum. kalau masih mau tanya, ke e-mail saya aja, ini alamatnya : titasavitri0611@gmail.com

      Hapus
  25. Ohh jadi sehabis di body scan, harus di rawat ya?

    BalasHapus
  26. Bergantung pada diet ketat yang konvensional dan olahraga bisa jadi sulit. Namun, ada beberapa kiat terbukti yang dapat membantu Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dengan mudah.

    Ini adalah cara efektif untuk mengurangi berat badan Anda, serta mencegah penambahan berat badan di masa depan.

    Berikut 11 cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu diet ketat atau olahraga. Semuanya didasarkan pada sains.

    11 Cara untuk Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga dan Diet Ketat

    Otak Anda butuh waktu untuk memproses bahwa Anda sudah cukup makan.

    BalasHapus
  27. Kak, bs kasi nmr kontak?
    Saya rina, mama saya rencana mau ablasi
    Tp saya nda tega

    Tolong dibantu kak
    Saya bth wa kk, utk tny2 bntar

    Via email aj y kak,
    MAkasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf saya baru buka blog lagi setelah sekian lama vakum…. semoga mamanya sudah ablasi dan makin sehat. kalau masih butuh e-mail saya, ini alamatnya : titasavitri0611@gmail.com

      Hapus
  28. Boleh tolong info proses Ablasinya di RS mana?

    BalasHapus
  29. Haii mba.. setelah ablasi apakah terjadi kenaikan berat badan yg signifikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berat badan saya naik bertahap sejak tidak punya kelenjar tiroid, dan makin naik ketika harus puasa levotiroksin (menjelang whole body scanning atau ablasi harus puasa levotiroksin)

      Hapus
  30. Kak, setelah ablasi ngga minum obat PTU dan semacamnya lagi kan ya?, lupa tanya dokternya waktu itu, soalnya ngga sampai dirawat inap, kata dokternya bisa langsung pulang karna dosisnya rendah. Sama waktu itu dilarang makan makanan pedas ngga kak?

    BalasHapus
  31. saya menjalani ablasi karena cancer tiroid sehingga kelenjar tiroid sy harus diangkat total, dan karena sdh tidak punya kelenjar tiroid, maka saya seumur hidup harus mengkonsumsi hormon tiroid sintetis atau levotiroksin. dan saya gak dilarang makan makanan pedas.

    BalasHapus
  32. selamat siang kak, biasanya untuk ablasi di tanggung BPJS atau enggak ya ?
    kebetulan tunangan saya akan menjalani operasi cancer tiroid, kemungkinan akan disarankan ablasi.
    setelah ablasi apa saja dampaknya ya kak ?
    seperti rambut rontok dll nya gk ya, terima kasih kak.

    BalasHapus
  33. Terima kasih Kak,jd saya lbh tau apa yg hrs saya siap kan untuk Ayah saya sblm Ablasi

    BalasHapus
  34. saya sudah menjali ablasi 1 kli

    BalasHapus
  35. Makasih banget sangat membantu ..saya baru saja kemarin Jun5/2020 menjalani ini di RS Lomalinda California.. cuma disni saya bisa makan apa saja yg saya mau ... hanya anjuran ut makanan soft dulu and tidak pedas biar perut aman .

    BalasHapus
  36. Mbak jeda waktu antara selesai sama ablasi berapa hari ato berapa Minggu ato berapa bulan..tggl 2 Juni kemarin sy oprasi total katanya ada rncana ablasi tp blom ditentukan kapan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makin cepat makin baik. Saya dulu jeda antara TT dgn ablasi sekitar 3 bulan.

      Hapus
  37. Mba,aku belum total tiroidektomi,tp sdh ada anjuran ablasi.itu gimn ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya setelah total tiroidektomi baru ablasi, karena fungsi ablasi adalah menghabiskan sisa kelenjar tiroid dan sel ca yang tidak terangkat saat operasi. kalau belum TT tapi sudah ablasi, nanti ablasinya gak efektif.....kata dokterku...

      Hapus
  38. malam kak aku mau tanya, kalau ablasi itu kira-kira bisa lebih dari 5 hari kah dirawat? Trus kalau misalkan aku muntah karna mual dari efek ablasi, itu ditampung juga kah muntahan nya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya sekitar 3 hari aja, tergantung dosis obatnya juga, makin kecil dosis maka kemungkinan isolasinya makin sebentar juga.

      Hapus
  39. aku juga baru mau ablasi cuma takut banget gituuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangat ya....gak perlu takut....Insya Allah aman-aman aja...

      Hapus
  40. Mbak saya dari ACEH mau tanya,efek samping dari ablasi itu apa saja mbak

    BalasHapus
  41. Makasih mba sangat informatif untuk saya sehingga ada gambaran mengenai proses ablasi seperti apa,saya baru menjalani operasi TT tanggal 15 sept kemarin

    BalasHapus
  42. Malam mbak, saya juga bulan depan mau menjalani ablasi dan sebelumnya harus diet rendah yodium, cuma selain itu juga ada sayuran yang tidak boleh dimakan contohnya bayam, tp saya cari info di google banyak perbedaan dalam diet rendah yodium dan posisi saya di Taiwan jd kurang paham info yang disampaikan dokter,dulu mbak apa aja makanan yang harus dihindari sebelum ablasi, Apa kentang dan ubi2an juga dilarang

    BalasHapus
  43. Barangkali Terapi Tiroid dapat membantu penderita tiroid

    BalasHapus
  44. Barangkali Terapi Tiroid dapat membantu penderita tiroid

    BalasHapus
  45. Hallow mbak? Gimana kabarnya setelah melakukan ablasi sdh berjalan 8 thn? Apakah masih proses ablasi? Sy disini mau bertanya sm mbak mengenai mbak operasi operasi 2 kali? Itu operasi tiroid 2 kali atau operasi apa aja? Boleh sy minta nmr nya mbak gak? Mau tanya banyak hal? Makasih

    BalasHapus