Sabtu, 26 Maret 2016

HIDUP TANPA KELENJAR TIROID


Puasa Thyrax Tahap I
Kalo ditanya gimana rasanya hidup tanpa kelenjar tiroid? Jawabannya : gak enak banget.
Sebelum di-ablasi, aku puasa makan thyrax selama 3 minggu plus 2 minggu sebelum scanning. Pasca ablasi, selama menjalani isolasi, aku juga puasa thyrax. Jadi kalo di-hitung2 aku puasa thyrax selama hampir 6 minggu.
Nah, selama 6 minggu itu badanku rasanya gak karuan deh,lesu,  lemes seperti gak punya tenaga, gak bersemangat, males ngapa2in, ngantuk terus, kadang2 pusing, emosi gak stabil. Pokoknya kacau deh.
(aku puasa thyrax tgl 01 – 14 Agustus 2012, tgl 15 Agustus 2012 scanning. Tgl 16 – 27 Agustus 2012 makan thyrax 2 x 1 perhari, puasa thyrax lagi tgl 28 Ags – 21 Sep 2012).

Pasca Ablasi aku makan thyrax 1 butir perhari (sesuai rekomendasi dokter spesialis nuklir). Tapi rupanya walaupun sudah makan thyrax badanku masih gak karuan rasanya. Jadi dosis 1 butir thyrax perhari itu kayaknya belum cukup.

Tgl 11 Oktober 2012 aku kembali ke dokter Erwin, melaporkan aku sudah selesai ablasi dan berkeluh kesah bahwa badanku gak karuan. Dokter Erwin bilang, ya pantes aja badan jadi lesu, lemes, pusing, kan metabolismenya terganggu bahkan gak terjadi karena terlalu lama puasa thyrax dan juga sekarang dosisnya kurang. Jadi oleh dokter Erwin aku disuruh makan thyrax dg dosis 2 tablet  perhari  (seperti dosis sebelum ablasi).
Nanti setelah sebulan, aku disuruh cek darah untuk melihat apakah dosisnya sudah cukup apa belum?

Tapi belum sebulan dosis thyrax-ku dinaikkan, sudah terasa perubahan di tubuhku. Aku jadi merasa selalu kepanasan, keringat berlebih, dan yang paling membuatku takut adalah jantungku jadi ber-debar. Tapi aku tetap mempertahankan dosis ini selama sebulan sampai tiba saatnya cek darah lagi.
Ternyata hasil cek darahku menunjukkan bahwa dosis thyrax-ku berlebih jadi dosis thyrax-ku diturunkan menjadi 1 ¼ butir perhari. Aduuhhh dokter, gimana obat sekecil itu dibagi 4? Kata dokter, hari ini makan 1 butir, besok 1 ½ butir, jadi dalam 2 hari 2 ½ butir, artinya secara matematis perharinya 1 ¼ butir.
Setelah 2 bulan lebih makan thyrax dengan dosis 1 ¼ butir perhari,aku merasa dosisnya belum pas (kurang?) karena msh merasa badan gak karuan. Tapi mau menaikkan dosis sendiri (tanpa konsul dg dokter) aku gak berani.
Satu hal lagi, pasca ablasi, aku jadi gampang alergi, timbul bentol-bentol merah dan gatal di kulitku. Hampir tiap hari alergi.


 Puasa Thyrax Tahap II

Sesuai jadwal yang diberikan pak Tetra pasca ablasi, maka mulai tgl 23 Februari 2013  aku puasa thyrax lagi selama sebulan untuk persiapan pemeriksaan darah.
Namun baru masuk hari ke 10, kondisiku sudah gak karuan. Badan lemesnya minta ampun, bawaan ngantuk terus, males ngapa2in, dan selalu merasa sedih. Dan dampak lainnya yaitu berat badanku mulai naik lagi…duuhhh….Padahal masih harus puasa sampai pas sebulan……ah… mudah2an aku diberi kekuatan untuk terus puasa thyrax sampai sebulan dan mudah2an hasil tes darahku nanti bagus semua hasilnya, aamiin…..

Hari Rabu tanggal 20 Maret 2013, aku diambil darah utk cek kadar thyroglobulin, antithyroglobulin dan TSHs.

Yang aku rasakan selama puasa thyrax hampir sebulan adalah :

  • Badan terasa lemes, selalu merasa ngantuk (akibatnya mata makin keliatan sipit krn rasanya mau nutup trs), malas bergerak, lamban.
  • Berat badan bertambah ± 3 kg.
  • Susah tidur karena selalu merasa kepanasan, sementara suhu tubuh rendah hanya sekitar 35 0C vs normal biasanya sekitar 36 – 36.5 0C.
  • Emosi gak stabil, sering merasa sedih dan juga menjadi pelupa.
  • Kulit menjadi kering dan makin sering alergi (bentol2 merah dan gatal).
Waktu ambil darah dan ketemu pak Tetra ditanyain, gimana rasanya puasa thyrax sebulan? Ya jelas lemes banget pak….. Kata pak Tetra, ada pasien yg baru 2 minggu puasa udah gak kuat… hehehe…berarti aku masih termasuk kuat dong walaupun sebenernya aku juga pada saat2 tertentu pengen nyerah juga karena gak kuat.
Tapi kalo dokter Erwin tau aku puasa thyrax hampir sebulan, pasti diomelin, karena menurut dokter Erwin puasa thyrax cukup 2 minggu karena pasien pasti akan lemes kalau puasa lebih dari 2 minggu.
Sekarang tinggal menunggu hasilnya nih. Harusnya Kamis tgl 21 Maret aku sdh bisa ke dokter Erwin untuk lihat hasilnya, tapi berhubung Kamis itu aku harus dinas ke luar kota, jadi aku rencanakan ke dokter Erwin hari Senin tgl 25 Maret 2013.

Hari Senin tanggal 25 Maret 2013 aku ke dokter Erwin dan dirujuk untuk whole body scanning (WBS) 6 bulan pasca ablasi.
Selanjutnya tanggal 02 April 2013 aku menjalani WBS di Bag Kedokteran Nuklir .
Hasil WBS ku alhamdulillah bagus, begini yang tertulis pada laporannya : "Tidak tampak jaringan sisa pada tiroid bed maupun di organ lain yang patologis. Uptake iodium jauh di bawah batas normal".
Hasil test darahku minggu lalu juga semua dalam batasan normal.

Dari hasil2 tsb, artinya tubuhku sudah bersih dari sisa2 kanker dan tidak ada metastasis dan selanjutnya aku diminta untuk melanjutkan dosis thyrax seperti yang lalu yaitu 1 ¼ butir perhari.

Namun Dr Erwin berpesan agar aku tetap kontrol dan cek darah secara rutin untuk memastikan dosis thyrax-ku cukup atau tidak.
Sampai bulan Agustus 2013 aku kontrol secara rutin (2bulan sekali) ke Dr Erwin, dan sejauh itu kondisiku Alhamdulillah "baik-baik" saja, dalam arti aku bisa menjalani aktivitas seperti biasa, walaupun ada kalanya aku merasa letih, lesu, gak semangat, ngantuk all day long, kadang emosi gak stabil, pelupa, berat badan gak bisa turun lagi, rambut rontok, kulit cenderung kering......typical penderita hipotiroid.....walaupun kadar  FT4 dan TSH ku berada dalam batasan normal.

Bulan September 2013 aku pindah ke Palembang sehingga gak bisa lanjut kontrol rutin ke Dr Erwin di RSPP.




1 komentar: