Jumat, 25 Maret 2016

OPERASI TAHAP PERTAMA

Aku sempat ragu dan takut……akibatnya aku gak segera menjalani operasi. Baru di bulan April, keberanianku timbul, dengan pertimbangan kalo dibiarkan terlalu lama takut malah sel kankernya menyebar kemana-mana. Juga dari pengalaman teman sekantor yang sudah pernah menjalani total tiroidektomi setahun yang lalu dan saat ini ybs sehat-sehat saja (terima kasih mba Yulis yang sudah sharing pengalaman dan menyemangati aku). Juga setelah aku mencari beberapa referensi dari internet.

Setelah keberanianku timbul, aku kembali konsul ke Dr. Erwin dan menyatakan siap dioperasi. Kemudian aku menjalani beberapa pemeriksaan untuk melihat kesiapan fisikku (rontgen paru – berhubung bulan Februari aku baru melakukannya sebagai bagian dari MCU-jadi aku bisa memakai hasil rontgen tsb/tidak perlu rontgen ulang), EKG dan treadmill test untuk melihat kesehatan jantungku (treadmill test juga aku pakai hasil MCU), dan test darah rutin.

Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan hasil yang baik artinya secara fisik aku siap menjalani operasi. Akhirnya ditetapkan jadwal operasi hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 jam 14.00.
Hari Senin 14 Mei sore aku mulai masuk RSPP menempati kamar no 450 di lantai 4. Malamnya Dr. Erwin visit untuk memberi tahu bahwa besok yang akan dilakukan adalah mengangkat kelenjar sebelah kiri dulu karena nodulnya sudah besar dan nodul yang ada di kelenjar sebelah kanan. Sedangkan kelenjar sebelah kanan akan dibiarkan dulu sampai ada kepastian nodulnya ganas atau tidak.

Besoknya hari Selasa tanggal 15 Mei, aku masih sempat sarapan, kemudian jam 06.00 aku mulai puasa untuk persiapan operasi. Makin mendekati jam 14.00 aku makin gugup dan deg2an.
Kira2 jam 14.15 perawat masuk ruanganku dan aku disuruh siap2 ke kamar operasi. Di kamar aku disuntik (penenang?). Masuk kamar persiapan operasi di lantai 2, aku ganti pakaian operasi, kemudian dibawa masuk ke kamar operasi yang dingin banget, gak henti-hentinya aku berdoa dan berzikir untuk menghilangkan rasa takutku dan juga mohon diberi kekuatan serta lindungan dari Allah swt. Kemudian dokter anestesi mendatangiku dan memberi tahu bahwa aku akan segera dibius......sesaat setelah di suntik obat bius……. aku langsung gak sadar.

Waktu sadar pasca operasi sekitar jam 18.00, aku sudah berada di ICU di lantai 5 dengan berbagai alat menempel di tubuhku, seperti selang oksigen, alat monitor jantung dan tekanan darah, infus, dan selang/botol drain darah sisa operasi. Rupanya operasi berlangsung cukup lama, hampir 3 jam. Alhamdulillah pasca operasi aku tidak terlalu merasakan nyeri pada luka bekas operasi.
Ini kali pertama aku berada di ICU. Ternyata gak enak yaaa….. susah tidur padahal masih lesu dan ngantuk pasca pembiusan, karena suasana di ICU “rame”, ya karena bunyi alat2 monitor, perawat yang selalu mondar-mandir ngecheck kondisi pasien, dll.

Pagi tanggal 16 Mei, aku sudah boleh sarapan bubur halus (bubur sumsum). Sejauh ini kondisiku stabil, tekanan darah, suhu tubuh, jantung, dll semuanya Alhamdulillah stabil. Aku juga diambil darah, katanya sih untuk pemeriksaan kadar kalsium dan elektrolit dalam darah. Drain darah sisa operasi ada 20 ml.
Kata dokter, hari ini aku sudah boleh pindah ke kamar perawatan di lantai 4. Menunggu saat2 diperbolehkan keluar ICU dan kembali ke kamar perawatan rasanya lamaaa banget. Aku disuruh bersabar karena kamar di lantai 4 masih penuh. Akhirnya sekitar jam 17 aku baru bisa pindah ke lantai 4 dan mendapat kamar no. 443.

Waktu perpindahan ruangan, rupanya infusku kemasukan darah (semacam backpressure) dan sempat cairan infus gak ngalir ke pembuluh darah, akibatnya pembuluh darahku pecah, tanganku bengkak dan membiru (hematoma).
Tanggal 17 Mei pagi, infusku sudah boleh dilepas. Drain darah masih 20 ml. Kondisiku stabil, tapi kadang suhu badanku agak naik (sekitar 37.3 – 37.6 0C) dan batuk. Aku sudah bisa jalan ke kamar mandi. Kata dokter, aku boleh pulang kalo drain darah tinggal 10 ml.

Tanggal 18 Mei, drain darah 17 ml. Tanggal 19 Mei, drain darah masih di atas 10 ml (lupa berapa pastinya), berhubung sudah mulai bosan di kamar, pagi2 aku turun jalan2 ke halaman sekalian berjemur.
Tanggal 20 Mei, ini hari Minggu, kirain dokter gak visit, eh rupanya dokter Aurizan (timnya dokter Erwin) tetap visit. Dan berhubung drain darah tinggal 11 ml, jadi selang dan botolnya boleh dilepas. Tapi belum boleh pulang karena menunggu diperiksa dokter Erwin dulu.

Jadilah sepanjang hari Senin 21 Mei aku harap2 cemas menunggu dokter Erwin yang memang punya jadwal praktek Senin sore. Akhirnya…..kira2 jam 19.30 dokter Erwin visit, mengabarkan hasil PA-ku dan ternyata memang kankernya ganas, ya Allah…..aku serahkan semua padaMu karena Engkaulah yang Maha Menyembuhkan. Walaupun dokter Erwin mengatakan bahwa jenisnya bukan yang agresif, tapi teteep aja aku agak shock. Dan itu juga berarti kelenjar tiroidku sebelah kanan harus diangkat juga. Dokter Erwin memberikan opsi padaku, mau langsung dioperasi lagi artinya langsung dijadwal lagi tanpa aku pulang dulu atau mau istirahat dulu. Aku memilih opsi kedua, pengen istirahat di rumah dulu.

Akhirnya malam itu sekitar jam 22.00, aku pulang dengan dibekali thyrax (sejenis levothyroxin, hormon sintetik untuk tiroksin) dengan dosis 1 butir perhari dan obat2 standar lain (penghilang rasa sakit, antibiotik, vitamin). Aku juga dijadwal untuk kontrol tanggal 24 Mei.
Kamis tanggal 24 Mei, aku control ke dokter Erwin. Jahitanku dibuka, Alhamdulillah…..berarti bisa mandi beneran nih, setelah 10 hari cuma “mandi koboi” aja…hehehe… Dan aku juga dijadwal untuk operasi tahap kedua  hari Kamis tanggal 31 Mei 2012 jam 19.00 malam.
Sebelum operasi tahap II, aku sempat masuk kantor selama 3 hari (tanggal 28-30 Mei). Sebenernya masih lesu banget tapi surat cuti sakitku cuma sampai tanggal 23 Mei, jadi mau gak mau ya harus ngantor deh.

berjemur dengan membawa kantong drain darah


bosan di kamar jadi jalan-jalan ke bawah

7 komentar:

  1. Pengalaman yang menegangkan ya mba. Namun tetap harus dijalani operasinya untuk kesembuhan. Syukurlah mba cepat memutuskan untuk segera operasi.

    Mba Tita berjemur sambil bawa selang drainer nya hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba Yuni....abis udah bosan di kamar, dokternya juga nyuruh banyak jalan spy cepet sembuh katanya...hehe...akhirnya jalan2 bawa drainer deh....

      Hapus
  2. Hal yang sama pernah saya alami,beruntungnya saya oprasinya langsung satu hari itu jg,oprasi sebelah kiri dulu dicurigai ganas langsung lanjut ambil yg sebelah kanana.proses oprasi berlangsung 7 jam

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya waktu itu takut mau langsung operasi kedua...jadi minta istirahat dulu.....

      Hapus
  3. Hal yang sama pernah saya alami,beruntungnya saya oprasinya langsung satu hari itu jg,oprasi sebelah kiri dulu dicurigai ganas langsung lanjut ambil yg sebelah kanana.proses oprasi berlangsung 7 jam

    BalasHapus
  4. Mbak Tita... luar biasa cerita nya.. kalo pengalaman sendiri apalagi ttg sakit kita, pasti inget secara detil ya.. tetep semangat yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. tulisannya udah sy buat lama mba Esther....sesaat setelah saya pulang dari RS jadi lumayan bisa detail. kalo skrg disuruh mengingat sdh susah....soalnya sy skrg pelupa banget....heheh...

      Hapus