Jumat, 25 Maret 2016

PASCA TOTAL THYROIDECTOMY

Pasca operasi kedua ini, alias pasca total thyroidectomy, dosis thyrax-ku menjadi 2 tablet per-hari.
Aku dijadwal untuk control seminggu kemudian dan masih dapat cuti sakit.
Ternyata pasca total thyroidectomy ini, suaraku agak terganggu, maksudnya kualitas suaraku jadi lemah, kadang malah hilang kalau tubuhku sudah capek……sedih rasanya…..
Tapi ya sudahlah…..jalani aja semuanya dengan tawakkal, Allah swt pasti lebih tau apa yg terbaik untukku.

Mulailah aku menjalani terapi untuk memulihkan suaraku. Aku dijadwal untuk terapi sebanyak 6 kali. Karena aku sudah kembali kerja, aku gak bisa rutin menjalani terapi. Harusnya sesi terapi bisa aku selesaikan 2 minggu, tapi karena macam2 kendala (kerjaan, malas, dll) sesi terapi baru bisa aku selesaikan selama sebulan.
Alhamdulillah setelah menjalani terapi, suaraku berangsur normal kembali.

Setelah sesi terapi selesai, tanggal 30 Juli 2012 aku kembali kontrol ke Dokter Erwin. Dokter Erwin menyuruhku menjalani scanning lagi di kedokteran nuklir. Dokter Erwin memperkirakan kemungkinan msh ada sisa2 kelenjar krn waktu operasi ada perlengketan dan susah dibersihkan.

Tanggal 31 Juli aku ke bagian kedokteran nuklir dan disuruh puasa thyrax selama 2 minggu sebelum di scanning ulang (whole body scanning) dan dijadwal untuk scanning tanggal 15 Agustus.
Jadi mulailah aku puasa thyrax antara tanggal 1 – 14 Agustus sambil aku tetap menjalankan puasa Ramadhan. Alhamdulillah aku gak merasakan kendala yg berarti selama puasa thyrax ini kecuali lebih gampang ngantuk dan kulit menjadi kering.

Tgl 15 Agustus aku menjalani scanning (WBS) dan menurut dokter Chafid di bagian kedokteran nuklir, msh terlihat sisa2 kelenjar tiroid………ya Allah….berarti operasi yg sdh aku jalani dua kali itu belum sepenuhnya membersihkan kelenjar tiroidku dan sel kanker-nya.
Berhubung menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 H dan aku juga mulai cuti tmt 16 Agustus, jadi aku menunda konsul ke Dokter Erwin. Aku mau pulkam dulu ke Palembang, mau lebaran dan liburan dulu deh.

Pasca scanning, aku makan lagi thyrax 2 butir per-hari. Tapi kadang cuma makan 1 butir perhari untuk mengirit krn stok thyrax-ku terbatas. Waktu terakhir kontrol ke dokter Erwin, aku cuma dikasih obat untuk 15 hari (30 butir).

Tanggal 27 Agustus aku ke dokter Erwin dan setelah melihat hasil scanning dokter menyatakan bahwa aku harus menjalani ablasi karena masih ada sisa2 kelenjar tiroid di tubuhku. Jadi aku langsung ke bagian kedokteran nuklir dan langsung disuruh puasa thyrax lagi sambil menunggu pelaksanaan ablasi karena untuk menjalani ablasi harus bersih dari thyrax.

Tanggal 31 Agustus aku ditelpon kedokteran nuklir bahwa aku dijadwal untuk menjalani ablasi radioaktif iodine (I-131) tanggal 13 September dan akan diisolasi selama kurang lebih 4 hari.
Tanggal 12 September kembali aku ditelpon Pak Tetra, petugas dari kedokteran nuklir RSPP, mengabarkan bahwa ablasi yang semula direncanakan besok pagi, ternyata ditunda karena bahan radioaktifnya belum tersedia berhubung reactor di BATAN Serpong sedang rusak sehingga gak bisa produksi. Aku dijadwalkan untuk ablasi Senin 17 September.

Waahhh….jadi makin panjang nih deg-deg-an ku……karena harus menunggu beberapa hari lagi.

2 komentar:

  1. Deg degan memang mba kalau ditunda krn obat blm ada. Saya sempat begitu juva pas mau ablasmi pertama..

    tapi syukurlah prosesnya sudah berlangsung l

    BalasHapus
  2. Iya mba.....udah siap2 eh tau2 dpt info bhw obatnya blm tersedia....dan puasa thyrax nya diperpanjang...tp alhamdulillah sdh berakhir dg baik....

    BalasHapus