Semula Dresden gak masuk itinerary kami, tapi
karena kami masih punya tiket German Rail Pass yang sayang kalau tidak
dimanfaatkan, akhirnya di suatu hari di bulan Oktober 2015 pergilah aku dan si
kakak ke Dresden.
Dan pilihan kami rupanya gak salah, karena
ternyata Dresden adalah kota yang cantik dan fotogenik, walaupun sebelum
berangkat ada rasa khawatir karena kota ini adalah pusatnya Pegida, suatu
kelompok anti Islam yang secara reguler (setiap hari Senin) melakukan demonstrasi.
Waktu itu kami berangkat dari Hannover menggunakan
kereta IC dan transit di Leipzig Hbf.
Leipzig Hbf adalah stasiun kereta api
terbesar di Eropa berdasarkan luas lantainya. Dari Leipzig kami lanjut ke
Dresden menggunakan kereta ICE. Total perjalanan Hannover-Dresden (dengan
transit) sekitar 4 jam.
Dresden adalah ibukota negara bagian Sachsen
(Saxony) dan dibelah oleh S. Elbe yang cantik. Penduduk Dresden saat ini
sekitar 500 ribu jiwa. Pelukis terkenal Indonesia, Raden Saleh, pernah tinggal
disini pada abad ke 19.
Kota Dresden konon didirikan sejak tahun 1206. Walaupun
lebih luas dari Munich, namun tempat2 bersejarahnya terletak dalam satu kawasan
yang compact dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Berdasarkan catatan sejarah, saat PD II yaitu
tepatnya tanggal 13-14 Februari 1945 sebagian besar kota Dresden hancur dibumi-hanguskan
oleh serangan udara pasukan Sekutu dan lebih dari 30 ribu penduduk Dresden
tewas.
Setelah perang selesai, kota ini dibangun dan
ditata kembali, bangunan2 bersejarah direkonstruksi, alhasil saat ini Dresden
menjelma kembali menjadi kota yang cantik dan elegan.
Kami tiba di Dresden di suatu sore disambut
gerimis dan langsung menuju Hotel Holiday Inn yang tak seberapa jauh dari
hauptbahnhof. Setelah check in dan meletakkan koper di kamar, kami segera
bergegas berjalan ke kawasan Altstadt, Altmarkt Square, Neumarkt Square dan
Frauenkirche.
Frauenkirche (Church of Our Lady) merupakan salah
satu gereja yang hancur saat PD II dan bangunan yang sekarang merupakan hasil
rekonstruksi dari tahun 1992-2005 menggunakan sebagian besar batu bata asli
dari bangunan lama. Saat ini Frauenkirche menjadi ikon paling terkenal dari kota
Dresden dan terletak di Neumarkt. Frauenkirche yang asli didirikan pada abad ke
11.
Karena gerimis dan udara makin dingin akhirnya
setelah mengambil beberapa foto, kami buru2 kembali ke hotel untuk istirahat.
|
transit di Leipzig Hbf |
|
Altmarkt Square, banyak pertokoan mewah di sini |
|
Frauenkirche, ikon kota Dresden, dengan patung Martin Luther di depannya |
|
Frauenkirche dengan deretan kafe di depannya, tempat nongkrong sore yang asyik |
|
patung Friedrich August II (Augustus II the Strong), Koenig von Sachsen, di Neumarkt Square |
|
pedestrian yang lebar, deretan toko dan kafe, di satu sore yang indah |
Besok paginya, masih di bawah rinai gerimis dan
masih sepi karena masih pagi sekali, kami kembali menuju kawasan
Altstadt......brrr....udara dingin sekali....tapi kami tetap semangat ingin
melihat kota cantik ini. Sempat agak deg2an karena melihat ada stiker Pegida di
satu tiang listrik di seberang Residenz Schloss.
Kami mengunjungi Zwinger Palace yang saat ini digunakan sebagai museum, namun sayang karena
kepagian saat kami ke sana jadi museumnya belum buka. Zwinger Palace dibangun
mulai tahun 1710 atas perintah Augustus the Strong, elector of Saxony, dan
mulai resmi digunakan tahun 1719.
Namun bangunan ini menjadi salah satu yang
hancur saat PD II dan bangunan yang sekarang merupakan hasil rekonstruksi.
Selanjutnya kami melangkah ke Semperoper (Semper
Opera House), yang merupakan salah satu gedung opera tercantik di dunia dan
merupakan rumah bagi Saxon State Orchestra, salah satu orkestra tertua dan
terbaik di dunia. Semperoper yang asli dibangun oleh arsitek Gottfried Semper dan
mulai digunakan tahun 1841. Bangunan ini juga hancur saat PD II dan bangunan
yang sekarang adalah hasil rekonstruksi dan mulai digunakan tahun 1985.
Langkah kami selanjutnya membawa kami ke Residenz
Schloss (Royal Palace) yang bagian dinding luarnya terdapat mural sepanjang 102
meter yang berisi lukisan Procession of Princes (sejarah dinasti Saxony).
Residenz Schloss merupakan salah satu bangunan tertua di Dresden, selama hampir
400 tahun istana ini menjadi kediaman para elector (1547 – 1806) dan raja2 Saxony
(1806 – 1918).
Saat PD II sebagian schloss ini hancur dan
restorasi selesai tahun 2013 dan sekarang Residenz Schloss menjadi museum.
Masih di bawah rinai gerimis, kami melangkah ke
arah Augustus Brücke (jembatan di atas S. Elbe yang menghubungkan Altstadt dan
Neustadt).
Kami sempat membeli beberapa souvenir di penjual
souvenir di depan Fuerstenzug (dinding mural) dan menjadi pembeli pertama pagi itu.
|
Residenz Schloss di suatu pagi yang dingin |
|
Semperoper |
|
bagian depan Zwinger Palace |
|
taman di bagian dalam Zwinger Palace |
|
Zwinger Palace |
|
Kronentor (crown gate) salah satu gate di Zwinger Palace
|
|
bagian depan Cathedral (Dresdner Dom) |
|
Pemandangan cantik di tepi S. Elbe |
|
kotak pos yang imut |
|
Augustus Bruecke di pagi hari yang sepi |
|
Patung Friedrich August |
|
Fuerstenzug, mural Procession of Princes |
|
detail mural yang indah |
|
pertokoan mewah di Neumarkt |
|
Meriam yang digunakan militer Sachsen buatan tahun 1730
|
Karena berjalan di bawah gerimis dan angin musim
gugur yang dingin,
kamipun kedinginan,
akhirnya kami masuk ke dalam mall yang ada di Altmarkt, sekedar untuk
meghangatkan badan.
Ahhh....Dresden benar2 kota yang cantik....dan
setiap sudutnya sangat fotogenik. Gak terbayang saat PD II kota ini hancur.Sebagai penggemar sejarah, sungguh aku menyukai kota ini. Sayang karena waktu yang terbatas, kami gak sempat explore seluruh bagian kota yang indah ini, juga gak sempat explore ke museum2 yang sangat banyak di Dresden. Mudah2an lain kali kami berkesempatan ke sini lagi untuk waktu yang lebih lama supaya bisa explore ke berbagai sudut kota dan ke museum2.....aamiin....
Setelah capek berkeliling, siangnya kami kembali
ke Hannover melalui Berlin dan gak disangka, di kereta ICE Berlin – Hannover
kami ketemu pramugara kereta orang Jogya yang sudah 20 tahun kerja di Jerman.
|
Dresden Hauptbahnhof |
|
Dresden Hauptbahnhof.....menanti kereta ke Berlin |
|
nyicip Belgian Waffle di ICE |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar