Pagi-pagi setelah sarapan,
beberes dan mencuci pakaian, kamipun kembali explore Tokyo. Enaknya menyewa apartemen selain bisa masak untuk sarapan, juga bisa mencuci pakaian layaknya di rumah sendiri. Jadi paling tidak bisa menghemat biaya makan juga biaya laundry.
Meiji Shrine (Meiji Jingu)
Tujuan pertama kami
adalah Meiji Shrine. Meiji Shrine yang terletak persis di sebelah Harajuku
Station (JR Yamanote Line) merupakan kuil Shinto yang didedikasikan untuk jasa
Kaisar Meiji dan Permaisuri Shoken dalam Restorasi Meiji. Kuil ini diresmikan
tahun 1920 namun pada Perang Dunia II
kuil ini hancur. Bangunan yang sekarang
merupakan hasil rekonstruksi pada tahun 1958. Meiji Shrine ini terletak di
kawasan hutan yang sangat teduh, hijau dan tenang.
Setelah berjalan kaki
sekitar 10 menit dari Stasiun Harajuku melewati torii gate yang besar dan pepohonan cedar yang
teduh, sampailah kami di kompleks utama Meiji Shrine. Saat kami berada disana,
ada beberapa pasangan yang menikah secara tradisional Shinto di dalam kuil,
namun kami hanya bisa mengintip dari kejauhan. Pasangan pengantinnya mengenakan busana tradisional sementara keluarga kedua mempelai ada yang mengenakan kimono yang cantik-cantik juga ada yang mengenakan busana modern yang elegance dan berkesan mahal. Suka sekali melihatnya.
Beberapa bagian kuil sedang
direnovasi. Memasuki kawasan Meiji Shrine sungguh seperti memasuki dunia lain
karena ambience yang sangat berbeda, dari suasana ramai dan sibuk di stasiun
Harajuku ke suasana teduh dan tenang di kawasan kuil, apalagi saat kami menuju ke sana turun hujan gerimis, jadi suasana bertambah sejuk. Masuk ke kawasan Meiji
Shrine ini gratis ya.
|
Torii Gate utama |
|
Provenance of the Bourgogne Wine for Consecration at Meiji Jingu, di jalan memuju Meiji Shrine |
|
Barrels of Sake Wrapped in Straw, di jalan memuju Meiji Shrine, berseberangan dengan foto di atas |
|
Suka aja lihat lampu taman khas Jepang ini |
|
Torii terdepan sebelum memasuki komplek Meiji Shrine |
|
salah satu torii yang kami temui di jalan menuju Meiji Shrine |
|
Suasana komplek Meiji Shrine yang teduh dan tenang |
|
Meiji Shrine Main Hall |
|
Suasana upacara pernikahan di dalam kuil utama |
Harajuku - Shibuya - Omotesando
Dari Meiji Shrine kami melipir ke
arah Takeshita-dori yang terletak di kawasan Harajuku. Wow....ramai sekali di Takeshita-dori. Di kiri kanan jalan terdapat
toko-toko fashion trendy, terutama untuk remaja, juga outlet-outlet makanan yang
sedang trend di kalangan remaja. Kawasan Harajuku memang terkenal sebagai
tempat berkumpulnya para remaja dengan berbagai gaya fashion. Kami juga
menyusuri Omotesando yang merupakan Champs-Elysees nya Tokyo karena di
sepanjang jalan terdapat butik2 merek
terkenal antara lain Louis Vuitton, Hanae Mori, dan lain-lain.
Dari Harajuku dan Omotesando kami melanjutkan
perjalanan ke stasiun Shibuya untuk bertemu
Hachiko. Siapakah Hachiko? Hachiko adalah seekor anjing yang sangat
setia pada majikannya Prof Hidesaburo Ueno dan untuk mengenang kesetiaan
Hachiko maka dibuatkan patungnya dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya,
stasiun dimana Hachiko tiap hari mengantar dan menjemput Prof Ueno. Cerita
tentang Hachiko dibuatkan filmnya lho dan dibintangi oleh si ganteng Richard
Gere.
Setelah melihat si Hachiko, kami
melebur dalam kesibukan Shibuya Cross. Sungguh pemandangan yang menakjubkan
melihat begitu banyak manusia di saat yang bersamaan bergerak ke beberapa
penjuru saat lampu penyeberangan menjadi hijau. Kami mampir juga untuk cuci mata ke Seibu dan Tokyu Hands
|
Takeshita Dori, lihatlah betapa ramenya |
|
Takeshita Dori, padat merayap kayak gang senggol |
|
Harajuku Station, lihatlah para remaja yang ada di depan stasiun dengan beragam gaya fashion |
|
Patung Hachiko si anjing setia |
|
Shibuya Cross |
|
Karena gak sempat foto-foto di Omotesando, jadi posting foto lama aja di depan butik Hanae Mori (foto thn 2006)....heheh.... |
|
Foto thn 2006 |
Makan Siang di Sushi-ken
Dari Shibuya karena sudah siang
dan lapar, kami ke Asakusa untuk mencari resto halal di sana. Pilihan kami kali
ini adalah Sushi-Ken, resto sushi halal pertama di Jepang. Selain sushi, ada
menu lain di sini, antara lain tempura. Resto yang nyaman dan bersih ini juga
muslim friendly karena menyediakan mushola, jadi selain makan siang, kami juga
bisa sholat disini. Musholanya kecil saja, tapi alhamdulillah, kami jadi gak bingung mencari tempat sholat. Makanannya juga enak.
Mumpung berada di area Asakusa,
selepas maksi kami ke Don Quijot, toko serba ada yang juga menyediakan makanan
halal untuk membeli berapa cemilan.
Ketika akan menuju stasiun, kami melihat
ada karnaval di jalan, ada drumband tradisonal, ada juga semacam barongsai.
Walaupun karnaval tsb dilaksanakan di jalan yang ramai, namun tidak membuat
jalanan menjadi macet. Lalu lintas tetap lancar.
|
Bagian dalam resto Sushi-ken yang rapi dan bersih |
|
Lantai 2 resto Sushi-ken, mushola terdapat di ujung kiri |
|
Tempuranya enaaakk..... |
|
karnaval yang gak bikin macet |
|
jalan-jalan sore naik rickshaw di Asakusa |
|
Don Quijot, toko serba ada yang menyediakan makanan dan produk halal |
Ginza
Dari Asakusa kami menuju Ginza
dengan berganti kereta di Akihabara. Sore itu rupanya car free day di Ginza,
jadi kami menyusuri jalanan Ginza dengan santai. Kami sempat masuk ke Isetan
dan Uniqlo yang merupakan toko Uniqlo terbesar.
Setelah cuci mata di Ginza dan membeli beberapa pakaian di Uniqlo kami langsung
pulang ke apartemen, karena sudah capek dan sudah menjelang malam juga, dan tak
lupa mampir ke convenience store untuk belanja makanan untuk makan malam dan sarapan besoknya.
|
Yodobashi Akihabara |
|
Mampir beli crepes yang enak banget |
|
car free day @ Ginza |
|
Senja di Ginza |
|
Menjelang malam di Ginza |
|
Sepedanya lucu, lengkap dengan tempat duduk anak di depan dan belakang dan pastinya safe karena lengkap dengan seat belt |
|
Uniqlo Ginza |
|
Uniqlo Ginza |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar