Minggu, 13 November 2016

Japan, We Are Coming



 Sekelumit Cerita tentang Persiapan

Setelah sekian lama kepingin liburan ke Jepang sekeluarga, akhirnya di pertengahan September yang lalu kami berkesempatan ke sana. Persiapan yang kami lakukan sebelum keberangkatan  antara lain adalah :
·         Pertama tentunya mengurus visa. Bagaimana cara mengurus visa ke Jepang, sudah saya tuliskan lengkap di tulisan saya sebelumnya.
·         Karena salah satu dokumen yang diperlukan untuk mengurus visa adalah bukti tiket pesawat ke Jepang (pp) maka sebelumnya kami membeli tiket dulu. Berhubung rencana liburan ini cukup mendadak, dan harga tiket pesawat full board sdh mahal, maka akhirnya kami memilih budget airline, yang penting kami bisa tiba dengan selamat di tempat tujuan.
·         Setelah permohonan visa kami disetujui, mulailah kami mencari penginapan yang tarifnya terjangkau. Pilihan kami adalah apartemen yang kami cari via airbnb. Selain tarif terjangkau, pertimbangan lain adalah supaya kami bisa mencuci pakaian, memasak (paling tdk utk sarapan pagi) dan disediakannya wifi gratis + wifi portable oleh pemilik apartemen.

Di Tokyo kami memilih apartemennya Yuta di Nihonbashihamacho, Chuo-ku, dengan  tarif USD 538 untuk 4 malam. Di Kyoto kami memilih apartemennya Nami di Shinhiyoshichō, Kyōto-shi, Kyoto-fu dengan tarif USD 447 untuk 4 malam. Sementara di Osaka kami memilih apartemennya  Nanako di Higashi Nakajima dengan tarif USD untuk 1 malam.

·         Karena kami berencana mengunjungi beberapa kota yaitu Tokyo, Yokohama, Osaka, Kyoto dan Hiroshima, maka kami membeli tiket kereta api JR Pass untuk 7 hari seharga 29.110 Yen  per orang atau sekitar Rp. 3,7 juta per orang (tergantung kurs).
·         Tadinya kami mau menyewa Wifi portabel dari sini, tapi karena masing2 apartemen yang kami sewa menyediakan wifi portabel jadi kami batalkan rencana menyewa wifi portabel tsb.
·         Persiapan lain adalah mencek cuaca melalui acuweather, ternyata menurut acuweather cuaca selama kami disana masih relatif hangat (akhir musim panas) jadi kami hanya membawa baju2 tipis saja dan jaket yang tidak terlalu tebal untuk antisipasi siapa tau tiba2 cuaca berubah menjadi lebih dingin.
·         Kami juga menyusun itinerary berdasarkan hasil browsing dari internet, juga dari grup2 traveling di facebook, supaya ada patokan mau jalan kemana saja selama di sana.
·         Untuk makanan, kami hanya membawa sedikit saja makanan2 kering seperti mie instan, kornet sachet, sereal, kecap & sambal sachet, dan tak ketinggalan tolak angin cair sebagai senjata anti masuk angin. Karena berdasarkan hasil browsing, di Jepang khususnya di Tokyo, Osaka, Kyoto, sudah banyak resto2 halal. Selain itu kami juga menginap di apartemen yang menyediakan dapur dan alat masak, jadi kami bisa masak juga.
·         Oiya, untuk memudahkan perjalanan, kami sudah melakukan web check-in, baik untuk kepergian maupun kepulangan.


      Akhirnya.......Tiba di Jepang

Akhirnya hari Jumat 16 September 2016 pun tiba. Kami berangkat dari Jakarta jam 08.35 pagi menuju KL untuk transit disana. Selanjutnya dari KL kami berangkat jam 14.30 waktu KL menuju Haneda International Airport. Perjalanan alhamdulillah lancar. 
Kami tiba di Haneda sudah hampir tengah malam. Waktu lapor imigrasi kami kena random check. Mula2 si bapak yang kena, akhirnya kami berempat kena random check semua dan disuruh masuk ke suatu ruangan oleh petugas imigrasi. Mulanya kami bingung kenapa kena random check, kami tanyakan ke salah satu petugas yang ada di ruangan tsb tapi si petugas gak bisa menjelaskan. Selain kami ada beberapa orang yang kena random check dan semuanya merasa kebingungan. 
Setelah kira2 setengah jam dilanda kebingungan, akhirnya ada satu petugas yang mendatangi kami dan menanyakan dimana kami menginap sambil menunjukkan immigration form yang sudah kami isi saat masih di pesawat. Di immigration form tsb kami mengisi alamat kami menginap dengan alamat apartemen di Tokyo (nomor dan jalan dimana apartemen tsb berada). Kami jelaskan bahwa itu alamat apartemen yang kami sewa. Untung kami membawa print-out konfirmasi dari si pemilik apartemen jadi kami tunjukkan itu kepada si petugas, kami juga tunjukkan semua print out boarding pass untuk kepulangan, juga tiket JR Pass. Akhirnya setelah penjelasan tsb, paspor kami dicap....artinya kami bisa masuk ke Jepang.
Karena kami tertahan cukup lama di imigrasi, kami baru bisa keluar bandara Haneda sekitar jam 12 malam, artinya kendaraan umum yang menuju apartemen tempat kami menginap, baik kereta maupun bus  sudah tidak ada. Akhirnya kami naik taxi dengan tarif yang cukup mahal yaitu 8000 Yen... yaaa gimana lagi, tidak ada pilihan lain, daripada harus menginap di bandara menunggu jadwal kereta/bus yang paling pagi, yang penting kami bisa tiba dengan selamat di apartemen dan bisa beristirahat dengan nyaman setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar