Senin, 04 April 2016

KANKER BUKAN AKHIR SEGALANYA


Tulisan ini terinspirasi dari mba Tri Wahyuni Zuhri, dari bukunya yg berjudul “Kanker Bukan Akhir Dunia” (walaupun blm baca bukunya karena belum punya, sdh nyari di toko buku tapi belum ketemu), dan tulisan2 di blog-nya (www.yunirahmat.blogspot.co.id ).
Ketika pertama kali divonis kanker tiroid 4 tahun yg lalu, wah...rasanya gak karuan. Sedih, takut, rasanya terpuruk banget dan seperti ada beban berat banget di pundak.....apalagi mengingat kedua anak kami yang masih sekolah & kuliah (si kakak masih kuliah semester  4 dan si adik SMA kls XI) yang tentunya masih butuh bimbingan dari ortu-nya. Saat itu karena pekerjaan, aku juga hidup terpisah dari keluarga, aku di Jakarta, suami di Palembang, si kakak di Yogya dan si adik boarding school di Bogor, dan ibu- serta adik2ku sebagian besar di Palembang. Tambah berat rasanya karena aku jadi gak leluasa berbagi dengan keluargaku. Takut dan sedih aku rasakan sendiri.
Bolak balik ke dokter utk melakukan berbagai pemeriksaan lanjutan juga aku jalani sendiri, kadang di taxi sepulang dari dokter aku diam2 menangis sendiri......ya iyalah....masak nangis bareng sopir taxi....hehehe
Tapi.....live must go on kan..... aku gak mau lama2 terpuruk....aku harus bangkit.
Setelah 2 bulan mencari info sana-sini utamanya melalui internet dan dari temen kantor yang sdh lebih dulu total tiroidektomi,  akhirnya aku mulai sedikit merasa lega karena ternyata apabila ditangani sejak dini maka kanker tiroid termasuk kanker yang lebih gampang ditangani dan tingkat kesembuhannyapun tinggi.....tapi ingat ya....dengan catatan harus ditangani sedini mungkin...
Per-lahan2 aku bisa menerima kenyataan ini dan yakin pasti ada hikmah di balik semua ini serta yakin dengan izin Allah  aku bisa menjalani semuanya.
Dengan dukungan keluarga dan keinginan untuk sembuh & sehat serta diiringi doa yang gak putus2....akhirnya aku memutuskan untuk melakukan operasi tiroid.
Aku beruntung karena semua pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tempatku bekerja sehingga aku gak perlu susah memikirkan biaya operasi, ablasi, pemeriksaan macam2 dsb yang tentunya  memerlukan biaya yg tdk sedikit. Aku juga merasa nyaman karena aku ditangani oleh dokter yg sangat profesional dan berpengalaman di RS yang bagus.
Setelah menjalani 2 kali operasi (total  thyroidectomy) dan 1 kali ablasi.......sampai saat ini aku merasa baik2 saja.....alhamdulillah....walaupun aku harus mengkonsumsi obat (hormon tiroid sintetis) seumur hidup.  Aku bisa menjalani aktivitasku seperti biasa, sebagai pekerja kantoran, sebagai ibu rumah tangga, sebagai mahluk Allah dan sebagai anggota masyarakat.
Memang sekarang kondisi fisikku tdk sama dengan sebelumnya, aku gampang capek (cenderung fatigue...sudah bukan tired lagi ya...), pengantuk, adakalanya seperti kehabisan energi (apalagi di saat2 harus puasa obat), kadang emosi juga gak stabil, pelupa, rambut rontok, kulit cenderung kering, berat badan gak bisa turun lagi (bahkan cenderung terus bertambah).....tapi ah sudahlah.....bagiku itu bukan hal yang harus dikeluhkan...... Kalau capek, ya istirahat aja. Kalau ngantuk ya tidur (kalau siang dan di kantor? Ya pejamkan mata sejenak di saat jam isitirahat....barang 10 atau 15 menit). Rambut rontok, ah...gak apa2. Kulit kering, ya rajin2 pakai pelembab atau body lotion. Gendut, bukan masalah.....yang penting duluuuu aku pernah langsing....hehehe.... Toh banyak baju yang bisa menyamarkan bentuk tubuh....
Berikut ini adalah beberapa ikhtiar yang perlu kita jalani agar tetap sehat dan dapat beraktivitas serta melanjutkan hidup dengan nyaman sebagai thyroid cancer survivor (ini dari pengalamanku sendiri....dan yakinlah... it's work) antara lain yaitu :
  1. Lakukan pengobatan dengan disiplin. Pengobatan yang utama adalah secara medis, bukan dengan cara “alternatif”. Kita harus taat dan disiplin makan obat, harus taat dan disiplin melakukan cek darah, periksa ke dokter, dan melakukan pemeriksaan lain2 (whole body scanning, dll). Kalau memang sebelum jadwal pemeriksaan atau tindakan kita harus puasa makan obat, maka puasalah....walaupun di saat puasa makan obat kondisi badan kita akan menjadi semakin gak karuan.....tapi yakinlah bahwa kita bisa menjalaninya demi kesembuhan dan kesehatan kita.
  2. Pilih dokter atau RS yang membuat kita nyaman.....yang gak membuat kita malas tiap kali harus kontrol rutin.
  3. Jalankan pola hidup sehat......makan makanan yang sehat dan bergizi, gak perlu ikut2an diet terlalu ketat karena sebagai cancer survivor tubuh kita butuh energi yang cukup. Istirahat yang cukup, lakukan olahraga ringan & jangan terlalu memaksakan diri.
  4. Jangan bebani pikiran dengan hal2 yang rumit, selalu positive thinking. Jangan pikirkan apa kata orang tentang kita, selagi kita berjalan pada rel yang benar maka jalanilah kehidupan kita apa adanya.
  5. Lakukan hal2 yang kita sukai......berkebun, merajut, traveling, memasak, membaca, apapun yang membuat kita merasa tenang, gembira, antusias, nyaman. Jika ada komunitas yang sejalan dengan visi kita, bergabunglah dengan komunitas tsb dimana kita bisa sharing & saling support dengan sesama anggota komunitas. Untuk kita yang punya masalah dengan tiroid ada grup keren di whatsapp dan facebook yaitu Pita Tosca.
  6. Jalin hubungan yang baik dengan keluarga dan sahabat2 kita, karena kita perlu dukungan mereka. Sekali2 kita juga perlu curhat dan curhat terbaik selain kepada Allah swt adalah kepada keluarga terdekat ataupun sahabat baik.
  7. Dan yang paling penting.....dekatkan diri pada Allah Yang Maha Menyembuhkan, jangan henti berdoa memohon kekuatan, kesembuhan dan kesehatan.
Dengan menjalankan beberapa ikhtiar di atas, Insya Allah kita bisa melanjutkan hidup dan  beraktivitas dengan nyaman.
Jadi kesimpulannya adalah “kanker bukan akhir segalanya”. Hidup harus berlanjut.  Dan bisalah dikatakan aku adalah seorang pejuang.....pejuang tiroid..... seorang thyroid cancer survivor alias penyintas kanker tiroid.
Foto2 di bawah ini menunjukkan bahwa aku bisa beraktivitas layaknya orang yang sehat, bekerja, bersosialisasi, travelling.....karena sesungguhnya aku memang "sehat".
 
Sebagai pekerja kantoran

sesekali harus ke lapangan

kalau ke lapangan harus pakai overall

travelling ke Lombok

Jalan2 ke Raja Ampat

Schwerin-Germany, saat mengunjungi si adik

Berlin-Germany

Kumpul dgn kawan SMA

Kumpul dengan kawan kuliah


Kumpul dengan keluarga Bogor

Kumpul dengan keluarga Palembang
 

7 komentar:

  1. senang banget liat postingan dan foto-foto mba Tita. Semoga semangat mba bisa menular dengan teman-teman survivor kanker lainnya. kanker bukan akhir segalanya. pelukkk

    BalasHapus
  2. Mksh mba Yuni.....semangat menulisnya menular dr mba Yuni nih.....mdh2an semangat melawan penyakit dan semangat survive nya juga menular ke saya dan teman2 lain.....peluuukkk....

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Wah, baru liat dan baca blognya Tante Tita, dan sangat, sangat, sangat menginspirasi. Untuk selalu semangat, tdk banyak mengeluh, ikhlas menghadapi keadaan..

    BalasHapus
  5. Wah, baru liat dan baca blognya Tante Tita, dan sangat, sangat, sangat menginspirasi. Untuk selalu semangat, tdk banyak mengeluh, ikhlas menghadapi keadaan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Guh.....memang begitulah seharusnya kita menjalani kehidupan.....apalagi yang masih muda kayak Teguh......tetap semangat yaaa.....

      Hapus
  6. Saya selaku anak dari bapak abdul rani sangat sangat br trimakasih kepada bapak Dokter yusuf yang sudah membantu menyembuhkan bapak saya dari penyakit kanker usus stadium 3.
    selama 8 bulan dengan minum obat racikam beliau akhir nya bapak saya bisa sembuh sedia kala. sekali lagi trimakasih untuk Dokter yusuf atas pr hatian nya, konsultasi rutin nya dan obat racikan khusus nya.
    Buat saudara yang mengalami penyakit kanker usus atau kanker lain nya dan masih mencari obat yang dapat menyembuhkan nya coba hubungi dokter yusuf beliau ada obat racikan khusus yaitu extrak daun batakan dan lain nya yang secara nyata menyembuhkan bapak saya. obat nya sangat mahal tapi sudah tr bukti karna bapak saya juga sudah sembuh dari kanker.

    BalasHapus