Kamis, 07 April 2016

MENGURUS VISA SCHENGEN

Tahun lalu saya berkesempatan melakukan perjalanan ke Jerman untuk menengok si adik yang kuliah di sana. Ini adalah perjalanan pertama saya ke luar negeri dimana saya harus mengurus visa sendiri.
Sebelumnya saya pernah naik haji dan umrah, untuk keperluan ini yang mengurus semuanya adalah pihak travel.
Pernah ke Jepang juga, tapi karena untuk kursus yang dibiayai perusahaan, jadi yang mengurus visa juga perusahaan.

Nah...kali ini karena untuk keperluan pribadi ya mau gak mau harus urus sendiri.
Sebenernya bisa juga memakai jasa travel, namun karena kali ini saya  pergi berdua si kakak dan si kakak sudah pernah 2x ke Eropa (kepergiannya yang kedua dengan tujuan utama Jerman, juga mengurus sendiri), jadi  apa salahnya untuk kali ini kami urus sendiri saja.
Selain mengandalkan si kakak, saya juga browsing2 cari info mengenai pengurusan visa schengen.

Karena tujuan utama kami adalah menengok si adik yang sedang kuliah di Jerman, maka kami mengurus visa schengen melalui kedutaan Jerman di Jakarta.
Apakah visa schengen itu ? Visa schengen  adalah  satu visa yang berlaku untuk banyak negara di Eropa, yaitu negara Islandia, Hungaria, Latvia, Luxembourg, Malta, Polandia, Portugal, Norwegia,   Swedia, Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Austria, Spanyol, Swiss, Lichtenstein, Belgia, Yunani, Finlandia, Estonia, Slovenia, Slovakia, Republik Ceko, Lithuania dan Denmark
Langkah pertama adalah membuka website Kedutaan Jerman untuk mencari tau persyaratan apa saja yang dibutuhkan. Alamat web-nya sbb : (http://www.jakarta.diplo.de/).

Karena kami  menggunakan visa turis, maka persyaratan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1.    Membuat perjanjian melalui internet untuk apply visa, disini kita dapat memilih tanggal dan jam kunjungan kita. https://service2.diplo.de/rktermin/extern/choose_realmList.do?locationCode=jaka&request_locale=en

Konfirmasi akan dikirimkan melalui e-mail dan bukti konfirmasi ini harus diprint dan ditunjukkan kepada petugas di pintu masuk Kedutaan Jerman.

2.    Mengisi formulir permohonan yang bisa diunduh melalui website


Jika sudah diisi lengkap maka formulir tsb diprint dan dibawa /diserahkan ke Kedutaan beserta syarat2/dokumen yang lain sesuai tanggal yang sudah dikonfirmasi.

3.    Mengisi lembar pernyataan  - jadwal perjalanan yang dapat diunduh melalui


Lembar pernyataan ini juga harus kita print dan diserahkan beserta syarat2 yang lain.

4.    Pasfoto berwarna terbaru ukuran 3,5 x 4,5 cm latar belakang putih atau abu2 muda, di zoom 80 % wajah, sebanyak 2 lembar. Saya membuat pasfoto ini di Studio Jakarta di Jln Sabang, Jakarta. Di Jalan Sabang ini banyak studio foto, namun pilihlah yang sudah biasa membuat pasfoto untuk visa. Untuk contoh pasfoto bisa dilihat melalui


5.    Jangan lupa membawa paspor asli. Pastikan masa berlakunya berakhir paling tidak 6 bulan dari tanggal kedatangan kita ke tujuan.

6.    Asuransi perjalanan. Informasi mengenai asuransi perjalanan (jumlah minimum pertanggungan dan perusahaan asuransi lokal yang ditunjuk) dapat dilihat melalui


Kami memilih asuransi Smart Traveller paket Family untuk 2 orang tertanggung dari perusahaan asuransi Axa dengan premi yang harus dibayar sejumlah USD 68,00 atau dengan kurs saat itu Rp. 910.792,00. Untuk apply polis dapat dilakukan secara online dan setelah dilakukan pembayaran melalui ATM maka polis akan dikirim ke alamat e-mail kita. Polis ini juga diprint dan diserahkan bersama dokumen lain.

7.    Print-out reservasi tiket pesawat yang belum dibayar. Berdasarkan referensi yang kami baca, bahwa maskapai yang bisa on-hold booking adalah Qatar Airways jadi kami mendapatkan reservasi tiket tujuan Berlin dengan on-hold booking (alias belum dibayar) melalui Qatar Airways. Kami gak mau dong ambil risiko membeli tiket sementara belum ada kepastian mendapatkan visa. Lagipula syarat untuk urus visa cukup dengan on-hold booking ticket kok.

8.    Jadwal perjalanan di dalam wilayah schengen (itineraries). Nah untuk membuat itineraries ini tugas si kakak karena dia yang sdh pengalaman jalan2 di Eropa. Si kakak membuat dalam format excel, dan isinya antara lain jadwal perjalanan beserta tempat menginap plus kode reservasi hotel-nya. Print juga jadwal perjalanan ini.

9.    Tempat menginap. Ini tugas si kakak juga untuk booking hotel melalui internet. Konfirmasi reservasi hotel diikimkan oleh hotel melalui e-mail dan bukti ini kami print dan diserahkan juga ke petugas di Kedutaan untuk melengkapi persyaratan.

10.  Pembiayaan perjalanan. Kami menyerahkan rekening koran 3 bulan terakhir dan juga fotokopi kartu kredit. Untuk saldo pada rekening sih gak ada ketentuan berapa, jadi kami serahkan aja rekening koran kami apa adanya.

11.  Kami juga menyerahkan Surat Keterangan Kerja dari kantor (untuk saya) dan Surat Keterangan Kuliah dari fakultas (untuk si kakak) semuanya dalam Bhs Inggris, yang intinya bahwa saya punya pekerjaan di sini dan biaya selama perjalanan ditanggung oleh saya sendiri.
Pada hari H sesuai perjanjian, pagi2 kami berdua datang ke Kedutaan Jerman.  Berdasarkan perjanjian, jadwal si kakak jam 08.00 – 08.30 dan saya jam 08.30 – 09.00. Saat si kakak maju ke loket untuk menyerahkan berkas2/dokumen, dia ditanya oleh petugas apakah pergi sendiri atau dengan siapa.
Karena si kakak bepergian dengan ibunya, maka oleh si petugas, berkas2 saya diminta untuk diserahkan sekalian saja dan yang diwawancarai cukup si kakak, saya disuruh duduk manis saja.

Setelah dokumen2 diperiksa dan lengkap, kami diminta untuk membayar sejumlah 60 Euro perorang atau dengan kurs saat itu sama dengan Rp. 880.000,00. Selanjutnya kami diambil sidik jari . Terakhir si kakak diberi secarik kertas untuk pengambilan visa 6 hari kemudian dan setelah ditanyakan ternyata pengambilan visa bisa dilakukan oleh si kakak saja dan tidak perlu surat kuasa dari saya.
Keseluruhan proses tersebut (pemeriksaan dokumen sampai pengambilan sidik jari untuk kami berdua) hanya memerlukan waktu kira2 45 menit saja.

Setelah 6 hari menunggu dengan cemas....akhirnya visa kami dapatkan....alhamdulillah.
Tapi ternyata Kedutaan Jerman hanya memberikan visa pas sesuai itinerary yang kami ajukan yaitu dari tgl 3  – 17 Oktober saja, padahal menurut info yang saya dengar, kalau melalui Kedutaan lain biasanya durasi waktunya dilebihkan....gak pas2an sesuai itinerary jadi bisa lebih fleksibel dalam mengatur perjalanan terutama dalam mencari tiket pesawat.

3 komentar:

  1. Kereeen.mbaaak Tita, makin lancar nih nulis, aku lagi mandek.. ma kasih tulisan nya bermanfaat

    BalasHapus
  2. Mksh juga mba Ester sdh mampir kesini..... smg mandeknya gak lama ya....hehe....

    BalasHapus
  3. Mksh juga mba Ester sdh mampir kesini..... smg mandeknya gak lama ya....hehe....

    BalasHapus