Selasa, 02 Juli 2019

One Fine Day in Vienna

Pagi ini (15 November 2018) kami bangun dan bersiap-siap dengan semangat karena akan melanjutkan perjalanan ke kota/negara berikutnya yaitu Vienna, Austria dan akan explore seharian di sana. Seperti hari-hari sebelumnya, kami memulai perjalanan jam 08.00 pagi, tentunya setelah sarapan di hotel. Setelah check-out, kami langsung naik bus yang sudah stand-by di depan hotel. Pagi itu cuaca cukup cerah secerah hati kami, para peserta tour yang mulai akrab satu dengan yang lain. Perjalanan Bratislava – Vienna yang berjarak kurang lebih 80 KM berjalan lancar melewati jalan raya antar negara (highway) yang mulus dan tidak crowded dengan pemandangan indah di sepanjang perjalanan.
Vienna merupakan ibukota dan kota terbesar di Austria dengan populasi lebih dari 1,7 juta jiwa dan menjadi pusat budaya, ekonomi dan pemerintahan. Vienna juga menjadi tempat kedudukan berbagai organisasi dunia seperti United Nations (PBB) dan OPEC. Kota ini dekat dengan perbatasan Ceko, Slovakia dan Hungaria. Tahun 2001, pusat kota Vienna terdaftar sebagai UNESCO World Heritage Site.
Vienna dikenal sebagai kota yang mempunyai kualitas hidup terbaik. Tahun 2018 Vienna menduduki ranking pertama sebagai kota yang paling layak ditempati (world’s most liveable cities) mengungguli Melbourne, Vancouver dan San Fransisco. Selama 10 tahun terakhir (2009-2019) firma konsultan human resource, Mercer, juga menempatkan Vienna pada urutan pertama survey “Quality 0f Living” di antara ratusan kota di dunia. 






Schönbrunn Palace
Memasuki kota Vienna, kami langsung menuju Schönbrunn Palace. Saat kami datang, di sana masih agak sepi, tapi gtk lama kemudian dating rombongan   turis dari China beberapa bus dan langsung ramai deh. Seperti di Main Square Bratislava, di halaman depan istana saat itu sedang dibangun kios-kios untuk pasar malam Natal (Weihnachtsmarkt) sehingga agak mengganggu pemandangan kompleks istana. Kami hanya diberi waktu sekitar 1 jam di sini, sehingga gak bisa explore lebih banyak. Sebenarnya saya yang suka sejarah dan suka museum, pengen masuk ke istana yang saat ini sudah menjadi museum, namun apa daya karena waktu yang terbatas jadi hanya bisa melihat-lihat istana dari halaman depan saja. Kami juga tidak sempat melihat taman istana yang indah yang terletak di halaman belakang, Neptune Fountain dan Gloriette. Mungkin ini bisa jadi alasan untuk datang lagi di lain waktu supaya bisa explore kompleks  istana yang indah ini…..hehehe….
Schönbrunn Palace dulunya merupakan istana musim panas dari monarki Habsburg. Istana yang menjadi salah satu istana bergaya baroque paling indah di Eropa  ini mempunyai 1441 ruangan dan merupakan salah satu monument bersejarah penting di negara tersebut. Schönbrunn Palace awalnya merupakan sebuah mansion bernama Katterburg yang dibangun tahun 1548. Tahun 1569, tanah dan mansion tersebut dibeli oleh Holy Roman Emperor Maximilian II dan menjadi tempat rekreasi dan berburu.
Pada abad berikutnya, yaitu pada tahun 1638-1643, Eleonora Gonzaga, istri dari Emperor Ferdinand II, membangun sebuah istana pada Katterburg Mansion, dimana pada tahun 1642 mulai disebut Schönbrunn . Schönbrunn Palace di-remodel pada tahun 1740-1750an pada masa pemerintahan Empress Maria Theresia dan selanjutnya Emperor Franz I melakukan redekorasi exterior istana dengan gaya neoklasik seperti yang terlihat saat ini.
Emperor Franz Joseph, raja Austria yang berkuasa paling lama, lahir di Schönbrunn Palace pada tahun 1830, menghabiskan sebagian besar umurnya di istana tersebut dan meninggal di sana pada usia 86 tahun pada tanggal 21 November 1916. Seiring dengan jatuhnya monarki Habsburg pada November 1918, maka istana tersebut menjadi milik Republik Austria dan menjadi museum.
Sejak tahun 1996, Schönbrunn Palace beserta tamannya, masuk dalam UNESCO World Heritage List.

Schönbrunn Palace (foto diambil dari Wikipedia)

Schönbrunn Palace (foto diambil dari Wikipedia)













Maria Theresien Platz




Dari Schönbrunn Palace kami melanjutkan perjalanan ke Maria Theresien Platz, sebuah alun-alun besar di Vienna yang terletak di Ringstrasse, namun sebelumnya mampir dulu ke sebuah toko kecil yang menjual beraneka barang termasuk tas-tas branded (lupa nama tokonya)….seperti biasa, kami hanya cuci mata disini dan hanya membeli coklat dan vitamin….hehehe….
Maria Theresien Platz menghubungkan Ringstrasse dengan Museumquartier, sebuah museum seni modern yang berlokasi di bekas kandang kuda kerajaan.  
Di tengah alun-alun terdapat Monumen Maria Theresia. Monumen ini mempunyai ketinggian 19 meter dan berat 44 ton, dimana patung Maria Theresia sendiri terbuat dari perunggu tingginya sekitar 6 meter dikelilingi 4 patung berkuda dari para jendralnya. Monumen ini diklasifikasikan sebagai World Cultural Heritage.
Maria Theresia memerintah Austria dari tahun 1740-1780. Selain sebagai penguasa Austria, Maria Theresia juga merupakan penguasa Hungary, Croatia, Bohemia, Transylvania, Mantua, Milan, Lodomeria & Galicia, Austrian Netherlands, dan Parma. Berkat pernikahannya, ia juga menjadi Duchess of Lorraine, Grand Duchess of Tuscany dan Holy Roman Empress. Monumen Maria Theresia adalah monumen yang paling penting dari dinasti Habsburger, dibangun selama 13 tahun bersamaan dengan dibangunnya taman di depan Hofburg Palace, dan diresmikan tahun 1888 oleh Empress Sissi (Elisabeth of Bavaria), permaisuri Raja Austria, Hungary, Bohemia, Dalmatia, dan Croatia, karena pernikahannya dengan Emperor Franz Joseph I. Empress Sissi terkenal karena kecantikannya.
Di samping kiri kanan alun-alun terdapat dua bangunan museum yang mirip yaitu Naturhistorisches Museum (Natural History Museum) dan Kunsthistorisches Museum (Art History Museum).  Kedua museum dibangun bersamaan pada tahun 1889. Sementara itu di seberang Ringstrasse terdapat Hofburg Palace. Kami juga tidak sempat mengunjungi museum-museum tersebut karena alokasi waktu yang terbatas.
Pada saat kami ke sana, karena menjelang Natal, Maria Theresien Platz berubah menjadi Christmas Village, dimana banyak terdapat kios-kios di sekelilingnya, namun saat itu kios-kios tersebut tutup, mungkin mereka buka hanya pada malam hari (Weihnachtsmarkt).









Hofburg Palace
Dari Maria-Theresien-Platz, kami menyeberang jalan menuju kompleks istana Hofburg, melewati Burgtor (Gerbang Istana) yang didesain oleh Peter von Nobile dan dibangun tahun 1821-1824. Gerbang ini didesain untuk memperingati Pertempuran Leipzig tahun 1813, dimana pada pertempuran tersebut Austria dan sekutunya berhasil mengalahkan pasukan Napoleon.
Setelah melewati Burgtor, kami sampai di Heldenplatz (Heroes Square), suatu area publik di depan Hofburg Palace, tepatnya di depan Neue Burg Wing. Pada plaza tersebut terdapat dua patung berkuda, yang pertama adalah patung Archduke Charles of Austria (diresmikan tahun 1860) dan satu lagi adalah patung Prince Eugene of Savoy (diresmikan tahun 1865).
Kemudian kami berkeliling untuk melihat-lihat kompleks istana, namun tidak masuk ke dalam istana yang sebagian sudah menjadi museum, padahal saya pribadi ingin sekali masuk ke dalam museum. Mungkin ini bisa jadi salah satu alasan untuk datang lagi ke Vienna khusus untuk explore istana dan museum
Kami sempat duduk-duduk santai di St Michael’s Square yang terletak di depan St Michael’s Wing sambil melihat beberapa kereta berkuda hilir mudik membawa para turis berkeliling.
Hofburg Palace merupakan salah satu kompleks istana terbesar di dunia. Bagian yang paling tua berdiri sejak abad ke 13 dan pembangunannya terus berlanjut hingga abad ke 20. Hofburg Palace menjadi istana musim dingin dinasti Habsburg sampai tahun 1918. Saat ini istana tersebut menjadi beberapa museum, pusat kongres, dan kediaman resmi Presiden Federasi Austria.












Graben dan Stephansplatz
Dari kompleks Hofburg Palace, kami melanjutkan perjalanan ke Graben. Maria-Theresien-Platz, Hofburg Palace, dan Graben terletak pada satu distrik yaitu Innere Stadt, jadi semuanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki karena jaraknya yang berdekatan. Berjalan kaki disini menyenangkan, selain bisa sambil melihat-lihat bangunan yang indah, udaranya juga sejuk dan bersih jadi tidak cepat merasa capek, walaupun kaki tetap aja pegal….hahaha….
Graben adalah shopping street paling terkenal di Vienna dan terletak di pusat kota. Sejak tahun 1978, Graben menjadi pedestrian zone. Di Graben terdapat berbagai butik brand internasional, café-café, toko-toko souvenir, dan lain-lain. Di Graben kami duduk-duduk istirahat di bangku pinggir jalan sambil mengamati orang yang hilir mudik, membeli beberapa souvenir, window shopping dan makan siang di salah satu restoran. Kemudian kami berjalan ke Stephansplatz yang terletak di ujung jalan Graben. Stephansplatz dinamakan demikian karena disana terdapat Stephansdom, salah satu gereja tertinggi di dunia karena mempunyai ketinggian 136.7 meter (448 ft) dan menjadi salah satu landmark kota Vienna. St Stephen’s Cathedral (Stephansdom) adalah gereja Roman Catholic Archdiocese dan bergaya arsitektur Romanesque dan Gothic. Gereja ini mulai dibangun tahun 1137 dan selesai tahun 1160. Kemudian dilakukan perluasan atas inisiatif Duke Rudolf IV (1339-1365).










Sachertorte
Setelah puas berjalan-jalan di Graben dan Stephansplatz, kami melanjutkan perjalanan ke Hotel Sarcher. Masih sore kok sudah ke hotel? Oh bukan, kami bukannya mau pulang istirahat tapi mau mencoba Sachertorte, kue legendaris dari Hotel tersebut dan salah satu kuliner Vienna yang sangat terkenal.. Sachertorte adalah sejenis chocolate cake, atau torte, yang diciptakan oleh Franz Sacher tahun 1832 untuk Prince Wenzel von Metternich di Vienna. Untuk bisa masuk ke café yang menyajikan Sachertorte dan mendapatkan tempat duduk, kami harus mengantri di depan café kira-kira setengah jam. Ketika giliran kami masuk, kami masing-masing langsung memesan sepotong Sachertorte original dan secangkir coklat hangat. Capek berjalan-jalan sejak pagi dan kedinginan ketika antri masuk ke café, akhirnya terbayar dengan sepotong cake lezat dan coklat hangat……hmm….nikmatnya. Sachertorte ini terdiri dari cake coklat dengan lapisan selai apricot di atasnya dan dilapisi dark chocolate icing pada bagian atas dan sisinya serta diberi pelengkap whipped cream dan masih menggunakan resep asli dari Franz Sacher yang kerahasiaan resepnya dijaga dengan ketat. Oiya, interior café ini konon katanya juga masih original seperti dahulu.
Selesai menikmati Sachertorte, karena masih sore, kami didrop kembali ke Graben untuk melanjutkan window shopping sambil menunggu waktunya makan malam. Senang rasanya mengamati Vienesse hilir mudik dan hangout di Graben, mungkin sebagian dari mereka sepulang kerja langsung ke Graben untuk hangout atau sekedar ngopi. Ketika hari mulai gelap, kami menuju sebuah restoran untuk makan malam bersama dan setelah makan malam kami diantar ke Novum Hotel Kavalier Vienna untuk beristirahat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar