Rabu, 28 Desember 2016

Kyoto – day 1, 21 September 2016

Fushimi Inari Taisha

Pagi ini kami akan mulai explore Kyoto. Tujuan pertama kami adalah Fushimi Inari Taisha, salah satu spot ikonik Kyoto. Dari apartemen kami jalan kaki sekitar 5 menit menuju stasiun Shichijo di dekat apartemen untuk naik kereta (Keihan line) menuju Stasiun Fushimi Inari dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Dari Stasiun Fushimi Inari kami berjalan kaki menuju Fushimi Inari Taisha sekitar 10 menit melewati rumah-rumah penduduk dan toko-toko souvenir serta kios-kios makanan dan resto-resto kecil khas Jepang. Kami sampai di Fushimi Inari  sekitar jam 10 pagi.
Fushimi Inari Taisha adalah sebuah kuil Shinto yang didedikasikan untuk Inari, dewa pertanian bagi agama Shinto. Setelah melewati satu torii yang besar yang menjadi gerbang Fushimi Inari Taisha kami kemudian menuju ribuan torii (senbon torii) yang sangat terkenal yang membentuk semacam terowongan. Kompleks kuil ini cukup luas dengan banyak pepohonan yang rindang dan banyak terdapat patung rubah (kitsune) yang menjadi simbol sebagai pengantar Inari.  Oiya, masuk ke kompleks Fushimi Inari Taisha ini gratis lho. Mungkin kami sudah agak kesiangan ya karena sesampai kami di sana ternyata sudah ramai sekali jadi mau berfoto tanpa ada orang lain masuk ke frame agak susah.....hehehe.... Kami gak sampai naik ke Mt Inari untuk menghemat tenaga karena masih ada beberapa tempat lagi yang akan dikunjungi.
Senbon Torii, jajaran torii yang membentuk semacam lorong






Sejenis "jimat" yg dijual di dekat kuil Fushimi Inari

Selalu ramai di sekitar Torii

Nunggu sepi gak sepi-sepi

selalu ramai di sini
torii di antara rimbunnya pepohonan

tenang dan sejuk....tuh ada kitsune

masih di komplek Fushimi Inari yang tenang dan sejuk
di antara torii yang gagah

Komplek kuil Fushimi Inari Taisha

di komplek Fushimi Inari taisha
toko souvenir yang bertebaran di sekitar komplek Fushimi Inari

Penunjuk arah di komplek Fushimi Inari

haus setelah keliling Fushimi Inari.....jajan orange juice dulu....

Maksi di resto ramen halal Gion Naritaya
Dari Fushimi Inari Taisha karena sudah siang dan mulai lapar, kami menuju ke Resto Ramen Gion Naritaya. Mula2 kami naik kereta dari stasiun Fushimi Inari ke stasiun (lupa namanya) kemudian lanjut naik bus. Resto Naritaya ini juga merupakan resto halal dan muslim friendly. Menu makanan disini juga enak. Waktu kami makan di sini, kami ketemu beberapa orang dari Indonesia dan Malaysia, ada yang jalan-jalan seperti kami, ada juga yang sedang kuliah di sana. Kami juga sholat Duhur-Asar disini karena di resto ini juga disediakan mushola.
tampak depan resto Gion Naritaya

semua makanan halal dan tersedia free wifi juga

salah satu menu ramen di resto Gion Naritaya....hangat dan sedap.....

daftar menu di resto Gion Naritaya

Ginkakuji (Silver Pavillion atau Kuil Perak)
Setelah kenyang dan melaksanakan kewajiban, selanjutnya kami menuju ke Ginkakuji (Silver Pavillion/Kuil Perak) dengan naik bus No. 100 dilanjutkan jalan kaki. Ginkakuji ini merupakan kuil Zen. Mulanya kuil ini merupakan villa yang dibangun oleh shogun Ashikaga Yoshimasa pada tahun 1482, setelah kematian Yoshimasa pada tahun 1490 villa ini diubah menjadi kuil. Saat ini Ginkakuji terdiri dari Silver Pavillion (Kannon Hall), beberapa bangunan lain (Hondo/Main Hall  dan Togudo), taman yang indah dan taman pasir yang unik (Sea of Silver Sand). Kami berjalan mengelilingi taman dan bangunan-bangunan yang ada di sana. Tidak seperti Kinkakuji (Golden Pavillion) yang dindingnya berlapis emas, maka Ginkakuji tidak berlapis perak. Namun konon katanya jika ditimpa cahaya bulan maka dinding kuil akan berwarna seperti perak. Tiket masuk ke kuil ini adalah 500 Yen.
Ginkakuji ini juga bisa dicapai dari Nanzenji Temple dengan berjalan kaki melewati Philosopher’s Path.
Keluar dari kompleks Ginkakuji, kami kembali berjalan kaki menuju halte bus melewati toko-toko souvenir dan kios-kios makanan, karena haus kami tergoda membeli es krim matcha (teh hijau) seharga 300 Yen yang ternyata enak sekali. 
Bus yang lucu
Salah satu kuil yang ada di komplek Ginkakuji

Sea of Silver Sand, taman pasir yang unik

salah satu bangunan yang ada di Ginkakuji

Ginkakuji di kejauhan dengan latar depan Sea of Silver Sand

Ginkakuji di antara rimbun pepohonan

di pelataran Ginkakuji

Komplek Ginkakuji yang teduh

Penunjuk arah Philosopher's Path
 
Philosopher's Path dengan pohon sakura di sepanjang jalan, kalau musim semi pasti cantik sekali

Kinkakuji (Golden Pavillion/Kuil Emas)
Selanjutnya dari Ginkakuji kami menuju Kinkakuji (Golden Pavillion/Kuil Emas) dengan naik bus No 101. Memasuki area kuil di senja hari di tengah rinai gerimis, kami terpana melihat keindahan kuil ini. Kuil yang indah ini dibangun tahun 1397 sebagai villa peristirahatan oleh Shogun Ashikaga Yoshimitsu. Anaknya kemudian mengubahnya menjadi kuil Zen. Kuil yang terletak di tengah danau ini terdiri dari 3 lantai dan keseluruhan kuil, kecuali lantai dasar, ditutupi lembaran emas murni, menjadikan kuil ini sangat berharga. Di atapnya terdapat patung burung phoenix yang juga terbuat dari emas.
Sore ini ramai sekali pengunjung kuil  baik turis maupun pelajar. Walaupun gerimis namun para pengunjung termasuk kami tetap berusaha mencari spot yang menarik untuk mengabadikan keindahannya. Pengunjung hanya bisa melihat kuil dari tepi danau. Terlihat bayangan kuil di permukaan air menambah keindahan kuil ini secara keseluruhan. Oiya, tiket masuk ke kompleks kuil ini adalah 400 Yen per orang yang bisa dibeli di loket di pintu masuk, kita juga akan diberi pamflet mengenai kuil tsb. Terbayang betapa indahnya pemandangan disini jika kita berkunjung pada musim gugur, daun-daun kemerahan berpadu dengan warna emas dari kuil. Jika berkunjung pada musim dinginpun pasti akan indah sekali, putihnya salju bersanding dengan warna emas....hmmm....dalam hati berdoa, semoga suatu saat nanti bisa ke sini lagi....

antri bis tujuan Kinkakuji

jalan menuju Kinkakuji

Kinkakuji, warna emasnya sangat indah.....makin indah di bawah rinai gerimis

kuil emas.......akhirnya dapat juga spot foto yang agak sepi

sayang kuil emasnya agak tertutup pohon....
Kuil Emas dari jarak lebih dekat namun bukan dari view terbaiknya

Gion
Setelah berkeliling Kuil Emas, kami melanjutkan perjalanan ke Gion. Gion  terkenal sebagai distrik geisha, terletak di sekitar Shijo Avenue diantara Yasaka Shrine dan Kamo River. Di area Gion banyak terdapat toko-toko, restoran dan ochaya (tea houses) dimana para tamu dihibur oleh para geiko dan maiko.
Kami tiba di area Gion menjelang malam tiba. Kami menyusuri area Shirakawa yang terletak di sepanjang kanal Shirakawa. Di sepanjang kanal Shirakawa tumbuh pohon-pohon willow, restoran-restoran dan ochaya. Shirakawa area ini paralel dengan Shijo Avenue. Pengen rasanya berlama-lama di area Gion ini, menikmati keindahan malam menyusuri kanal Shirakawa yang di tepinya terdapat bangunan-bangunan tradional (resto dan ochaya) yang memperindah tepian kanal dengan lampu-lampunya yang bersinar kekuningan. Kagum karena area ini masih sangat mempertahankan tradisinya.
Namun keinginan kami untuk berlama-lama di sini kalah oleh capeknya kaki yang sudah dibawa berjalan seharian mengitari Kyoto, juga oleh turunnya gerimis. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke apartemen setelah sebelumnya mampir lagi ke resto Naritaya untuk membeli ayam goreng yang lezat sebagai lauk makan malam kami. 

 
Senja di area Gion


Menjelang malam di Gion

Ochaya yang ada di sepanjang kanal Shirakawa

Senja di Gion
sudut-sudut distrik Gion.....abaikan 2 turis tsb ya....

menyusuri lorong-lorong di distrik Gion





Tidak ada komentar:

Posting Komentar