Himeji
Pagi-pagi setelah beres-beres,
mencuci pakaian dan sarapan, kami melanjutkan perjalanan kami. Kali ini kami
akan menuju ke luar kota Kyoto yaitu ke Himeji dan selanjutnya ke Hiroshima
untuk memaksimalkan penggunaan tiket JR Pass kami. Dari apartemen kami berjalan kaki menuju
stasiun Kyoto. Setelah menunggu beberapa saat tibalah si kereta cepat Tokaido-Sanyo
Shinkansen yang akan membawa kami ke Himeji. Kami ingin mengunjungi Himeji Castle. Perjalanan Kyoto-Himeji memakan
waktu sekitar 45 menit. Sekeluar stasiun maka
Himeji castle ini bisa langsung terlihat. Dari stasiun Himeji kami naik bus menuju Himeji Castle yang menjadi tujuan utama kami. Ongkos bus ke Himeji Castle 100 Yen per orang. Sebenarnya
jarak stasiun ke castle tidak terlalu jauh hanya kira-kira 1 km dan bisa
ditempuh dengan berjalan kaki selama 15-20 menit, tapi kami harus menghemat
tenaga karena masih akan melanjutkan perjalanan ke Hiroshima.
Tiba di pelataran castle kami
terkesima melihat keindahan dan keanggunan castle yang berwarna putih ini.
Himeji Castle dikenal juga sebagai White Heron Castle (Shirasagijo), sesuai
dengan warnanya yang putih dan elegant, juga dikenal sebagai salah satu castle
tercantik di Jepang. Castle ini juga termasuk dalam situs warisan dunia versi
Unesco. Dan tidak seperti castle lain di Jepang, castle ini tidak pernah hancur
karena perang, gempa bumi maupun kebakaran sehingga menjadi salah satu dari dua
belas castle di Jepang yang masih asli. Himeji Castle mulai dibangun tahun
1400an dan secara bertahap mengalami perluasan oleh clan yang berkuasa di sana.
Kompleks castle ini secara lengkap selesai dibangun tahun 1609.
Setelah melalui
Otemon Gate dan menyusuri Sannomaru yang merupakan lapangan yang di tepinya
ditumbuhi pohon sakura, kami sampai di ticket booth untuk membeli tiket seharga
1000 Yen per orang untuk masuk ke dalam Himeji Castle. Pengunjung memasuki
castle melalui Hishi Gate. Dari Hishi Gate menuju bangunan utama castle yang
terdiri dari 6 lantai, kami melewati beberapa gate dan koridor yang seperti
labirin, capek juga berjalan dari satu koridor ke koridor berikutnya. Akhirnya
sampailah kami di bangunan utama castle yang merupakan bangunan yang terbuat
dari kayu. Untuk masuk ke dalam castle pengunjung harus membuka sepatu dan
disediakan kantong plastik untuk tempat sepatu dan payung (kebenaran saat itu
gerimis jadi para pengunjung sebagian juga membawa payung).
Kami naik dari lantai paling
bawah ke lantai di atas nya melalui tangga yang sempit. Makin ke atas
ruangannya makin kecil. Saat ini ruangan-ruangan di castle ini hanya merupakan
ruang kosong karena tidak dilengkapi furniture. Di lantai paling atas terdapat
kuil (shrine) kecil dimana para pengunjung bisa berdoa di sini. Dari jendela di
lantai paling atas kami bisa melihat kota Himeji dari segala penjuru. Juga bisa
melihat ornamen pada atap yang berbentuk ikan yang dipercaya bisa menjaga
castle dari kebakaran. Setelah berkeliling castle sampai lantai paling atas,
kamipun turun dan keluar melalui Hishi Gate, kemudian berfoto-foto sejenak
dengan latar belakang castle yang cantik ini. Selanjutnya kami kembali ke
stasiun Himeji untuk melanjutkan perjalanan ke Hiroshima.
|
Himeji Station |
|
Suasana kota Himeji |
|
Bus jurusan Himeji Castle |
|
Himeji Castle yang cantik dan anggun |
|
Koridor yang seperti labirin menuju bangunan utama castle |
|
Castle dari jarak lebih dekat |
|
Pemandangan kota Himeji dari lantai paling atas castle |
|
3 serangkai di depan Himeji Castle |
|
Tiket masuk Himeji Castle |
|
|
|
Himeji Castle dari tepi jalan |
|
si kakak di depan Himeji castle |
|
si adik di depan Himeji castle |
|
di depan Himeji Castle |
|
naik turun tangga yang sempit di Himeji Castle |
|
Bagian dalam Himeji Castle |
|
Jalur keluar castle |
|
Masih di depan castle yang cantik |
|
di depan Himeji Station |
|
selfie berempat |
|
selfie berempat |
Sanyo Shinkansen 500 Type Eva Project
Setelah menunggu beberapa saat di
stasiun Himeji, datanglah kereta cepat yang lucu dan unyu-unyu.... kenapa? karena
warnanya unguuuu...... Rupanya ini
adalah Shinkansen Evangelion, shinkansen bergaya pop yang mulai beroperasi pada
tgl 07 Nov 2015, dan masih terbatas. Beruntung sekali kami bisa naik shinkansen
cantik ini yang merupakan Sanyo Shinkansen 500 Type Eva Project. Selain
exteriornya yang berwarna ungu, interiornya juga ungu. Sayang waktu itu kami
lupa gak foto-foto bagian dalam kereta ini. Perjalanan ke Hiroshima dengan si
Evangelion ini memakan waktu sekitar 1,5 jam.
|
ini dia penampakannya si ungu |
|
cantik ya.... |
|
cepat dan cantik |
|
si kakak mau naik si ungu |
Hiroshima
Sampai di Hiroshima karena sudah
siang dan lapar, kami langsung mencari resto halal, tapi karena kami tidak
menemukan resto halal di sekitar stasiun, jadi kami memilih resto kari
vegetarian saja, karena menu yang disajikan adalah menu vegetarian jadi semua masakannya tidak menggunakan hewan dalam bentuk apapun.
Setelah maksi kami lanjut menuju
Peace Memorial Park menggunakan tram. Peace Memorial Park merupakan taman di
tengah kota Hiroshima yang di dalamnya terdapat beberapa monumen dan museum untuk
mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di Hiroshima pada saat perang dunia kedua
tepatnya pada tanggal 06 Agustus 1945. Kami menyusuri taman ini dan monumen
pertama yang kami lihat adalah The A-Bomb Dome atau disebut juga Monumen
Perdamaian Hiroshima (Hiroshima Peace Memorial), sebuah monumen yang merupakan
sisa sebuah gedung yang terkena bom atom. Di antara monumen yang ada di taman
ini, monumen ini yang terlihat paling mencolok karena bentuknya yang khas,
dibiarkan apa adanya untuk mengenang betapa ngerinya peperangan. Monumen ini
telah ditetapkan sebagai warisan budaya versi Unesco.
Selanjutnya kami menuju Children
Peace Monument, yaitu monumen berupa anak perempuan yang merentangkan kedua
tangannya dengan origami burung bangau di atasnya. Monumen ini dibuat untuk
mengenang Sasaki Sadako, anak perempuan kecil yang menderita keukimia akibat
radiasi dan akhirnya meninggal dunia di usia 12 tahun. Saat bom atom jatuh di Hiroshima, usia Sadako baru 2 tahun. Sadako percaya bahwa
jika dia bisa membuat 1000 origami burung bangau dia akan sembuh, namun baru berhasil membuat 644 origami, dia sudah meninggal dunia.
Sampai saat ini,
anak-anak dari seluruh dunia datang membawa lipatan kertas burung bangau ke
Hiroshima untuk dipersembahkan di dekat monumen ini. Koleksi lipatan burung bangau
yang dimiliki monumen ini terus bertambah setiap hari. Beribu-ribu lipatan
kertas burung bangau diuntai dengan benang panjang atau disusun membentuk
gambar burung bangau atau pesan perdamaian dunia. Setelah selesai dipamerkan,
lipatan kertas burung bangau didaur ulang menjadi penunjuk halaman buku, buku catatan, kartu pos dan cenderamata lainnya.
Dari Children Peace Monument kami melewati Cenotaph.
Cenotaph ini terletak di tengah-tengah taman berbentuk bangunan lengkung. Di
bawah Cenotaph ini terdapat plakat yang berisi nama-nama korban bom atom yang
mencapai lebih dari 220.000 orang.
Kami juga melewati Monumen Api Perdamaian yang terus
menyala.
Selanjutnya kami menuju Peace Memorial Museum, kami
membayar 200 Yen per orang untuk masuk ke museum ini. Museum ini terdiri dari
dua bangunan, namun salah satu bangunan sedang direnovasi dan tertutup untuk
pengunjung. Di dalam museum kami melihat berbagai benda peninggalan korban bom
atom Hiroshima. Ketika berada di dalam museum ini suasana hening, para
pengunjung melihat-lihat benda-benda yang dipamerkan dalam diam. Aku sendiri
merasa sedih, merinding, melihat betapa dahsyatnya kehancuran yang disebabkan
oleh bom atom tersebut. Walaupun ini kunjunganku yang kedua kalinya ke sini,
tapi aku tetap merasakan kesedihan yang mendalam.
Setelah melihat museum, karena hari sudah sore, kami
memutuskan untuk langsung menuju ke stasiun untuk selanjutnya pulang ke Kyoto.
|
ini salah satu menu di resto kari vegetarian |
|
di depan The A-Bomb Dome |
|
The A-Bomb Dome |
|
3 serangkai di depan The A-Bomb Dome |
|
di kejauhan terlihat The A-Bomb Dome |
|
Children Peace Monument |
|
di sini disimpan origami burung bangau yang dibuat oleh anak2 dari berbagai negara |
|
si kakak di depan Cenotaph |
|
replika bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima |
|
sepeda roda tiga Shinichi Tetsutani, salah seorang anak korban bom atom Hirosima, yang saat kejadian sedang bermain sepeda di halaman rumahnya |
|
baju korban bom atom |
|
sandal dan tas Sadako Sasaki sebagai pelengkap kimono pertamanya, yang selalu dipakainya saat dirawat di RS |
|
Hiroshima Station |
|
kartu pos yang dibuat dari kertas daur ulang origami burung bangau |
|
di tepi Sungai Motoyasu |
|
Tiket masuk Peace Memorial Museum |