Köln menjadi kota
persinggahan kami dalam perjalanan dari Berlin ke Heidelberg. Sengaja kami
menginap semalam di Köln karena si kakak mau ketemuan sama sahabatnya waktu SMA
yang sekarang kuliah di sana.
Kami tiba sore di Köln
setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam 20 menit dari Berlin dengan kereta
ICE. Dari Berlin kami bertiga, namun si adik turun di Hannover karena besoknya
(8-9 Oktober 2015) ada kegiatan orientasi kampus untuk international student, sementara ibu dan kakak
melanjutkan perjalanan ke Köln. Kami tiba di Köln disambut gerimis dan dijemput
oleh sahabat si kakak di Köln Hauptbahnhof. Menjelang memasuki hauptbahnhof,
kereta melintasi Hohenzollern Brücke (disebut juga Locking Bridge) yang indah
melintasi Rhine River. Kenapa disebut Locking Bridge? Karena pada sisi jembatan
tersebut dipasang gembok2 oleh pasangan2 sebagai simbol loyalitas cinta
mereka.
|
Hohenzollern Brücke yang cantik yang melintasi Rhein River dan Kölner Dom dikejauhan (foto diambil dari www.aviewoncities.com ) |
|
Panorama Köln yang indah..... Hohenzollern Brücke, Kölner Dom, Rhein River (foto dari www.wikipedia.org) |
Dari hauptbahnhof kami jalan kaki menembus gerimis dan udara dingin
menuju hotel tempat kami menginap yaitu Adagio Aparthotel, hotel dengan konsep
apartemen. Karena sudah menjelang maghrib dan juga gerimis dengan dingin yang
menggigit, maka sore itu kami istirahat saja di hotel.
|
Adagio Aparthotel |
|
Adagio Aparthotel, ada pantrinya |
Köln yang terletak di tepi Rhine River adalah kota keempat
terbesar dari segi populasi di Jerman dan kota terbesar di negara bagian
Nordrhein-Westfalen. Sejarah kota ini sangat panjang, dimulai pada tahun 38 SM
dan pada Perang Dunia II kota ini menjadi target pemboman dari Royal Air Force
sehingga hampir seluruh kota hancur. Namun dengan restorasi yang intens maka
bangunan2 besejarah sebagian besar dapat dibangun kembali dan menghasilkan kota
dengan cityscape yang unik.
Besok paginya masih di
tengah rinai gerimis kami explore Köln, namun hanya di sekitar hauptbahnhof dengan
berjalan kaki. Setelah menitipkan koper di locker hauptbahnhof, kami berjalan
ke tujuan pertama yaitu Kölner Dom, gereja katedral yang letaknya persis bersebelahan
dengan Köln Hauptbahnhof. Gereja dengan arsitektur Ghotic tsb mulai dibangun ditandai
dengan peletakan batu pertama oleh Archbishop Konrad von Hochstaden pada
tanggal 15 Agustus 1248 dan berlangsung sampai tahun 1473 namun belum selesai
sepenuhnya. Kemudian pembangunannya dilanjutkan pada abad ke 19 dan perayaan
yang menandakan gereja tersebut selesai dibangun dilaksanakan tanggal 14
Agustus 1880 dan dihadiri oleh Emperor Wilhelm I. Pada Perang Dunia II gereja ini menjadi
sasaran serangan udara dan rusak parah. Perbaikan selesai tahun 1956. Saat ini
gereja tersebut merupakan gereja berarsitektur Gothic terbesar di kawasan Eropa
Utara dan merupakan gereja dengan menara tertinggi kedua setelah Ulm Minster
dengan ketinggian menara mencapai 157 meter. Selain itu, gereja yang dinyatakan
sebagai UNESCO World Heritage Site pada tahun 1996
ini juga menjadi landmark Jerman yang paling
banyak dikunjungi wisatawan dengan jumlah kunjungan rata2 20 ribu orang
perhari.
|
Kölner Dom, tampak depan |
|
Kölner Dom, dari arah hauptbahnhof |
|
Kölner Dom, dari arah hauptbahnhof |
|
Kölner Dom, saking tingginya sehingga puncak menaranya gak kefoto |
|
Bagian dalam Kölner Dom |
Dari Kölner Dom kami
berjalan menyusuri area pertokoan dan pedestrian zone-nya dan akhirnya
sampailah kami ke Alter Markt (Old Market Square), suatu area yang dikelilingi
oleh bangunan2 berfasad khas tradisional Jerman dan Rathaus (city hall). Di
tengah2 area terdapat Jan von Werth Brunnen yaitu air mancur dan patung Jan von
Werth yang didirikan tahun 1884 sebagai penghargaan kepada Jendral Jan von
Werth atas jasanya pada Perang 30 tahun. Kami gak berlama-lama disini karena gerimis yang cukup besar, jadi gak sempat mengambil foto Rathaus dan bangunan-bangunan lain yang mengelilingi Alter Markt.
|
Di Alter Markt, patung Jan von Werth di latar belakang |
Perjalanan kami
berlanjut ke tujuan berikutnya yaitu House of 4711, rumah yang sekarang
menjadi toko dari parfum legendaris Eau de Cologne 4711. EDC ini dulu adalah
parfum favorite almarhumah nenek kami. Surprise banget, ternyata sampai
sekarang botol, label dan keharuman EDC original nya masih sama persis dengan
yang dipakai almarhumah nenek dulu. EDC 4711 ini sudah dibuat sejak tahun 1792 oleh Wilhelm
Mülhens dan komposisi & proses pembuatannya tetap dipertahankan sama selama
lebih dari 220 tahun sampai sekarang. EDC ini pada awalnya dijual dengan nama
Farina, suatu brand populer yang diciptakan oleh Giovanni Maria Farina, yang
menjual parfumnya sebagai “Eau de Cologne” (air dari Cologne). Baru pada tahun
1881 Ferdinand Mülhens cicit dari Wilhelm Mülhens mengganti nama parfum
tersebut menjadi 4711. House of 4711 sejak pertengahan abad ke 19 tetap
berlokasi di tempat yang sama. Angka
4711 merupakan nomor dari rumah tsb.
|
House of 4711 |
|
House of 4711 |
|
Dengan SPG EDC 4711 |
|
Eau de Cologne 4711 yang legendaris |
Karena masih gerimis,
berangin dan dingin, dari House of 4711 kami buru2 kembali ke arah hauptbahnhof
dan sempat mampir ke Römisch-Germanisches Museum yang berada di samping
hauptbahnhof namun kami tidak masuk ke dalam museumnya karena kami harus segera
ke hauptbahnhof untuk menunggu kereta yang akan membawa kami ke Heidelberg.
Sebenarnya kami pengen
ke Schokoladenmuseum (Chocolate museum) yang terletak di tepi Rhein River dan
menyeruput secangkir coklat hangat di sana, namun karena keterbatasan waktu
kami belum sempat ke sana. Mudah2an lain waktu kami masih berkesempatan kembali
ke Köln dan explore lebih banyak.
|
Di Köln Hauptbahnhof |
Akhirnya kereta ICE
yang akan membawa kami ke Heidelberg via Mannheim pun datang dan kami pun kembali
melintasi jembatan cantik Hohenzollern Brücke untuk meninggalkan Köln.
wah bestnya..ada penduduk muslim tak disana?
BalasHapusplease share another of your stories:)
BalasHapusPenduduk muslim banyak di Jerman.
BalasHapus