Sabtu, 11 Juni 2016

KÖLN (COLOGNE), KOTA ASAL MUASAL EAU DE COLOGNE


Köln menjadi kota persinggahan kami dalam perjalanan dari Berlin ke Heidelberg. Sengaja kami menginap semalam di Köln karena si kakak mau ketemuan sama sahabatnya waktu SMA yang sekarang kuliah di sana.
Kami tiba sore di Köln setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam 20 menit dari Berlin dengan kereta ICE. Dari Berlin kami bertiga, namun si adik turun di Hannover karena besoknya (8-9 Oktober 2015) ada kegiatan orientasi kampus untuk international student, sementara ibu dan kakak melanjutkan perjalanan ke Köln. Kami tiba di Köln disambut gerimis dan dijemput oleh sahabat si kakak di Köln Hauptbahnhof. Menjelang memasuki hauptbahnhof, kereta melintasi Hohenzollern Brücke (disebut juga Locking Bridge) yang indah melintasi Rhine River. Kenapa disebut Locking Bridge? Karena pada sisi jembatan tersebut dipasang gembok2 oleh pasangan2 sebagai simbol loyalitas cinta mereka.


Hohenzollern Brücke yang cantik yang melintasi Rhein River dan Kölner Dom dikejauhan (foto diambil dari www.aviewoncities.com )

Panorama Köln yang indah..... Hohenzollern Brücke, Kölner Dom, Rhein River (foto dari www.wikipedia.org)

Dari hauptbahnhof kami jalan kaki menembus gerimis dan udara dingin menuju hotel tempat kami menginap yaitu Adagio Aparthotel, hotel dengan konsep apartemen. Karena sudah menjelang maghrib dan juga gerimis dengan dingin yang menggigit, maka sore itu kami istirahat saja di hotel.

Adagio Aparthotel

Adagio Aparthotel, ada pantrinya

Köln yang terletak di tepi Rhine River adalah kota keempat terbesar dari segi populasi di Jerman dan kota terbesar di negara bagian Nordrhein-Westfalen. Sejarah kota ini sangat panjang, dimulai pada tahun 38 SM dan pada Perang Dunia II kota ini menjadi target pemboman dari Royal Air Force sehingga hampir seluruh kota hancur. Namun dengan restorasi yang intens maka bangunan2 besejarah sebagian besar dapat dibangun kembali dan menghasilkan kota dengan cityscape yang unik.
Besok paginya masih di tengah rinai gerimis kami explore Köln, namun hanya di sekitar hauptbahnhof dengan berjalan kaki. Setelah menitipkan koper di locker hauptbahnhof, kami berjalan ke tujuan pertama yaitu Kölner Dom, gereja katedral yang letaknya persis bersebelahan dengan Köln Hauptbahnhof. Gereja dengan arsitektur Ghotic tsb mulai dibangun ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Archbishop Konrad von Hochstaden pada tanggal 15 Agustus 1248 dan berlangsung sampai tahun 1473 namun belum selesai sepenuhnya. Kemudian pembangunannya dilanjutkan pada abad ke 19 dan perayaan yang menandakan gereja tersebut selesai dibangun dilaksanakan tanggal 14 Agustus 1880 dan dihadiri oleh Emperor Wilhelm I.  Pada Perang Dunia II gereja ini menjadi sasaran serangan udara dan rusak parah. Perbaikan selesai tahun 1956. Saat ini gereja tersebut merupakan gereja berarsitektur Gothic terbesar di kawasan Eropa Utara dan merupakan gereja dengan menara tertinggi kedua setelah Ulm Minster dengan ketinggian menara mencapai 157 meter. Selain itu, gereja yang dinyatakan sebagai UNESCO World Heritage Site pada tahun 1996  ini juga menjadi landmark Jerman yang paling banyak dikunjungi wisatawan dengan jumlah kunjungan rata2 20 ribu orang perhari.

Kölner Dom, tampak depan

Kölner Dom, dari arah hauptbahnhof

Kölner Dom, dari arah hauptbahnhof

Kölner Dom, saking tingginya sehingga puncak menaranya gak kefoto

Bagian dalam Kölner Dom
Dari Kölner Dom kami berjalan menyusuri area pertokoan dan pedestrian zone-nya dan akhirnya sampailah kami ke Alter Markt (Old Market Square), suatu area yang dikelilingi oleh bangunan2 berfasad khas tradisional Jerman dan Rathaus (city hall). Di tengah2 area terdapat Jan von Werth Brunnen yaitu air mancur dan patung Jan von Werth yang didirikan tahun 1884 sebagai penghargaan kepada Jendral Jan von Werth atas jasanya pada Perang 30 tahun. Kami gak berlama-lama disini karena gerimis yang cukup besar, jadi gak sempat mengambil foto Rathaus dan bangunan-bangunan lain yang mengelilingi Alter Markt.

Di Alter Markt, patung Jan von Werth di latar belakang
Perjalanan kami berlanjut ke tujuan berikutnya yaitu House of 4711, rumah yang sekarang menjadi toko dari parfum legendaris Eau de Cologne 4711. EDC ini dulu adalah parfum favorite almarhumah nenek kami. Surprise banget, ternyata sampai sekarang botol, label dan keharuman EDC original nya masih sama persis dengan yang dipakai almarhumah nenek dulu. EDC 4711 ini sudah dibuat sejak tahun 1792 oleh Wilhelm Mülhens dan komposisi & proses pembuatannya tetap dipertahankan sama selama lebih dari 220 tahun sampai sekarang. EDC ini pada awalnya dijual dengan nama Farina, suatu brand populer yang diciptakan oleh Giovanni Maria Farina, yang menjual parfumnya sebagai “Eau de Cologne” (air dari Cologne). Baru pada tahun 1881 Ferdinand Mülhens cicit dari Wilhelm Mülhens mengganti nama parfum tersebut menjadi 4711. House of 4711 sejak pertengahan abad ke 19 tetap berlokasi di  tempat yang sama. Angka 4711 merupakan nomor dari rumah tsb.

House of 4711

House of 4711

Dengan SPG EDC 4711
Eau de Cologne 4711 yang legendaris
 
Karena masih gerimis, berangin dan dingin, dari House of 4711 kami buru2 kembali ke arah hauptbahnhof dan sempat mampir ke Römisch-Germanisches Museum yang berada di samping hauptbahnhof namun kami tidak masuk ke dalam museumnya karena kami harus segera ke hauptbahnhof untuk menunggu kereta yang akan membawa kami ke Heidelberg.
Sebenarnya kami pengen ke Schokoladenmuseum (Chocolate museum) yang terletak di tepi Rhein River dan menyeruput secangkir coklat hangat di sana, namun karena keterbatasan waktu kami belum sempat ke sana. Mudah2an lain waktu kami masih berkesempatan kembali ke Köln dan explore lebih banyak.

Di Köln Hauptbahnhof
Akhirnya kereta ICE yang akan membawa kami ke Heidelberg via Mannheim pun datang dan kami pun kembali melintasi jembatan cantik Hohenzollern Brücke untuk meninggalkan Köln.

3 komentar: