Kamis, 22 Agustus 2019

Cesky Krumlov, Keindahan Yang Tersembunyi

Pagi 18 November 2018 kami bersiap-siap dengan semangat karena akan melanjutkan perjalanan ke Republik Ceko. Kemarin dari Hallstatt (Austria) kami melanjutkan perjalanan ke Munich (Jerman), dan di Munich kami ke Museum BMW kemudian menjelang malam ke Alstadt dan menginap di Munich.

Setelah sarapan di hotel, kami menuju lobi untuk check out dan bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Tujuan kami hari ini adalah Cesky Krumlov di Republik Ceko. Perjalanan lintas negara Jerman – Ceko seperti biasa lancar dan aman dengan pemandangan indah di sepanjang perjalanan, dan Munich – Cesky Krumlov yang berjarak sekitar 300 KM ditempuh selama kurang lebih 4 jam (dengan 1 kali berhenti di rest area).

Cesky Krumlov adalah salah satu kota di Eropa yang paling “picturesque” atau fotogenik karena kecantikannya. Berlokasi di Bavaria Selatan, terletak di tepi Sungai Vltava. Sedikit mirip dengan Praha namun dalam skala kecil, dan termasuk dalam situs warisan dunia versi Unesco. Di kota tersebut terdapat kastil yang indah di tepi Sungai Vltava, alun-alun dan kawasan kota tua dengan bangunan-bangunan tua berarsitektur Renaissance dan baroque yang direstorasi dan dipelihara dengan baik dimana bangunan-bangunan tersebut sekarang sebagian menjadi café, restoran, museum dan toko. Kota ini sangat populer di kalangan wisatawan sehingga pada musim panas jumlah wisatawan yang datang melebihi jumlah populasi penduduk di sana yang hanya berjumlah sekitar 13 ribu orang.

Tengah hari kami tiba di Cesky Krumlov dan bus yang kami tumpangi menurunkan kami di area bus-stop. Dari area bus-stop, kami menyebrang jalan dan menyusuri trotoar menuju kawasan kota Cesky Krumlov. Kami melewati bagian bawah castle bridge, jembatan bertingkat yang di bagian bawahnya seperti gerbang untuk memasuki kota Cesky Krumlov. Jembatan ini pertama kali disebut keberadaannya pada abad ke 15, sementara penampilannya yang sekarang berasal dari tahun 1777. Setelah melewati gerbang tersebut kami berjalan menyusuri jalanan yang terbuat dari batu dan akhirnya sampai ke sebuah jembatan kayu yang berdiri di atas Vltava River. Dari jembatan kayu tersebut kami dapat melihat Cesky Krumlov Castle yang dibangun di atas tebing. Namun sayang, tour leader kami tidak mengarahkan kami ke castle sehingga kami tidak kesana, mungkin karena waktu yang terbatas ya, padahal castle inilah yang merupakan ikon dari Cesky Krumlov. Sepertinya lain kali kami harus ke sini lagi untuk mengunjungi castle tersebut.
Cesky Krumlov Castle dahulu merupakan tempat kediaman bangsawan Bohemia Selatan dan merupakan salah satu monument yang sangat penting di Eropa Tengah. Bangunan ini dipreservasi berdasarkan layout, struktur material, interior dan arsitekturnya yang asli yang berasal dari abad ke 14 sampai ke 19. Area castle ini juga merupakan salah satu yang terluas di Eropa Tengah.







Cesky Krumlov Castle (foto dari internet)

Dari area sekitar Vltava River, kami melanjutkan menyusuri jalan-jalan kecil yang terbuat dari batu di antara bangunan-bangunan cantik warna-warni beratap oranye cerah yang menambah keindahan kota ini. Walaupun terbuat dari batu yang mungkin sudah berusia ratusan tahun, namun jalan-jalan kecil tersebut tertata rapi dan bersih. Kami menyusuri sudut-sudut kota yang cantik, dan terkadang berhenti sejenak untuk berfoto atau mampir ke toko souvenir untuk sekedar cuci mata, kadang juga window shopping melihat etalase toko kristal yang cantik.








Ketika perut sudah mulai keroncongan, kami mencoba mencari restoran halal, namun sampai capek berkeliling kami tidak juga menemukannya, sampai akhirnya kami menemukan sebuah restoran vegetarian. Akhirnya kami masuk ke restoran yang bernama Laibon tersebut dan terkesima melihat bangunannya yang tampak sudah tua sekali. Masuk ke dalam restoran kami disambut oleh pemiliknya yang ramah, David. Ketika tau kami dari Indonesia, David mengajak kami mengobrol dengan Bahasa Indonesia, rupanya David pernah jalan-jalan ke Indonesia, mulai dari Aceh sampai Maluku. Restoran ini ada outdoor dan indoor areanya, berhubung saat itu cuaca dingin jadi kami memilih duduk di area indoornya saja. Padahal view outdoornya bagus lho karena terletak persis di tepi Vltava River dan berhadapan dengan Cesky Krumlov Castle. Dari beberapa pilihan menu yang tersedia, kami memilih menu yang ada “tempe” nya….wah surprise juga lho ada tempe disini, di negara yang penduduknya merupakan pemakan daging. Tapi maafkan….lupa nama menunya, yang jelas terdiri dari berbagai sayuran, tempe, tofu, kacang-kacangan dan nasi.

Bangunan restoran ini terdiri dari dua lantai, bagian fasadnya dilapisi dinding grafit dan tertulis tahun 1585, namun kemungkinan bangunan ini sudah ada sebelum tahun 1585…..sudah sangat tua ya, namun terlihat masih kokoh dan indah, dengan tembok yang sangat tebal. 




View dari outdoor Resto Laibon (foto dari internet)

Fasad Resto Laibon (foto dari internet)

Outdoor Resto Laibon (foto dari internet)
Setelah makan siang, kami melanjutkan berkeliling Cesky Krumlov, sampai ke Svornosti Square (Town Square) dimana terdapat beberapa landmark, antara lain Plague Column, Town Hall dan setelah sekitar 2 jam berada di kota kecil yang indah ini, kami kembali ke bus yang selanjutnya membawa kami ke Praha. Semoga suatu saat nanti, kami bisa kembali ke kota ini untuk melihat beberapa tempat yang belum sempat didatangi, antara lain Cesky Krumlov Castle, Minorite Monastery, dan beberapa landmark lain.








Tampak atas Cesky Krumlov (foto dari internet)

Jumat, 26 Juli 2019

Schloss Neuschwanstein, The Fairytale Castle

Hari ini, 17 Nov 2018, kami bersiap dengan semangat karena akan mengunjungi Schloss Neuschwanstein. Kami berangkat dari Salzburg sekitar jam 08.00 pagi. Perjalanan lintas negara Salzburg (Austria) menuju Hohenschwangau Village (Jerman) dengan bus memakan waktu sekitar 3 jam  (jarak sekitar 200 km) dengan view yang sangat indah, melewati beberapa kota kecil, ladang, bukit, hutan pinus, yang sangat memanjakan mata.
Menjelang tengah hari kami sampai di Hohenschwangau Village, desa terdekat dengan Schloss Neuschwanstein. Sesampai di desa ini, tour leader kami pergi ke Ticketcenter untuk membeli tiket bus yang khusus digunakan untuk naik ke area Schloss Neuschwanstein sementara bus yang kami tumpangi parkir di tempat parkir yang disediakan di Hohenschwangau Village.

Schloss Hohenschwangau (Hohenschwangau Castle)

Sambil antri menunggu bus yang akan membawa kami ke area Schloss Neuschwanstein, kami foto-foto dengan latar belakang Schloss Hohenschwangau yang  terletak di atas bukit, dan siang itu Schloss (kastil) tersebut diterpa cahaya matahari sehingga warnanya menjadi keemasan, kontras dengan langit biru jernih yang menaunginya….indah sekali.

Schloss Hohenschwangau mempunyai sejarah yang panjang yang bermula dari Schloss Schwangau pada abad ke -12 yang merupakan kediaman para ksatria Schwangau. Setelah beberapa abad, castle tersebut rusak parah. Thn 1832, Pangeran Mahkota Maximilian (kemudian menjadi King Maximilian II) membangun Schloss Hohenschwangau bergaya Gothic seperti yang ada sekarang  di bekas reruntuhan Schwanstein Castle. Kastil ini terletak di sebuah bukit di atas Danau Alpsee. Pembangunan kastil tersebut berlangsung selama 5 tahun dan digunakan sebagai istana musim panas dan berburu oleh King Maximilian II, istrinya Queen Marie of Prusia, dan dua orang putra mereka, Ludwig (kemudian menjadi King Ludwig  II of Bavaria) dan Otto (kemudian menjadi King Otto I of Bavaria). Setelah King Maximilian wafat tahun 1864, putranya Ludwig naik takhta menjadi King Ludwig II dan tetap tinggal di istana tersebut khususnya sejak tahun 1869 ketika istananya sendiri yaitu Neuschwanstein dibangun di situs bekas benteng Schwangau.  Setelah King Ludwig II wafat tahun 1886, Queen Marie menjadikan  Schloss Hohenschwangau sebagai satu-satunya tempat kediamannya sampai wafat tahun 1889. Saudara ipar Queen Marie, Prince Luitpold, yang juga tinggal di kastil tersebut kemudian memasang listrik dan elevator pada tahun 1905. Setelah Prince Luitpold wafat tahun 1912, kastil tersebut menjadi museum dan dibuka untuk umum. Tahun 1933 – 1939, Pangeran Mahkota Rupprecht dan keluarganya menjadikan kastil tsb sebagai kediaman musim panas, dan menjadi kediaman favorit para pewarisnya.

Lebih dari 300 ribu orang dari seluruh penjuru dunia mengunjungi  Schloss Hohenschwangau setiap tahunnya. Kastil ini terbuka untuk umum setiap hari (kecuali Natal) dan jika ingin masuk ke kastil ini harus dengan tour guide yang telah disediakan.








Schloss Neuschwanstein (Neuschwanstein Castle)

Schloss Neuschwanstein terletak di atas bukit, di desa Hohenschwangau, di dekat kota Fussen, region Allgau, Bavaria. Untuk naik ke kastil tersebut  dari Hohenschwangau Village bisa melalui 3 cara, pertama jalan kaki naik bukit sekitar 40 menit (tentunya ini untuk orang yang kakinya masih sehat), cara kedua dengan naik bus khusus dengan bayaran 2.60 Euro perorang pp (mahal ya) atau cara ketiga dengan naik kereta kuda. Saat kami tiba di sana, Hohenschwangau Village sudah ramai oleh para turis, baik dari mancanegara maupun turis lokal Jerman. Tak heran, karena Schloss Neuschwanstein  (Neuschwanstein Castle) adalah salah satu kastil paling terkenal di dunia. Kastil ini juga merupakan salah satu atraksi turis paling populer di Jerman sehingga setiap tahun dikunjungi oleh sekitar 1,3 – 1,5 juta orang . Setelah mengantri beberapa menit, kami naik bus menuju ke atas bukit. Dari tempat pemberhentian bus, kami harus berjalan kaki beberapa menit ke Marienbrücke (dikenal juga dengan nama Pöllat Bridge). Dari jembatan ini kita bisa melihat salah satu view terbaik Schloss Neuschwanstein . Jembatan yang diberi nama sesuai nama Queen Marie of Prusia ini awalnya berupa jembatan kayu di atas jurang Pöllat dan dibangun tahun 1845 oleh King Maximilian II, kemudian diganti dengan besi oleh King Ludwig II tahun 1866. Marienbrücke berjarak sekitar 500 meter dari Schloss Neuschwanstein  dan merupakan tempat yang populer untuk mengambil foto kastil tersebut.

Dari atas jembatan ini kami memuaskan diri mengambil foto kastil yang cantik, tapi gak berani juga berlama-lama berada di atas jembatan, karena ketika melihat ke bawah ternyata letaknya cukup tinggi di atas jurang, kuatir jembatannya roboh karena pengunjung saat itu cukup banyak. Tapi sebenarnya pengunjung tidak perlu kuatir, karena di pangkal jembatan ada visual board yang menunjukkan informasi daya tampung jembatan untuk berapa orang dan di atas jembatan saat itu ada berapa orang. Jadi kalau jumlah pengunjung masih lebih sedikit dibanding daya tampung jembatan, berarti masih aman.

Dari Marienbrücke, kami berjalan menuju ke arah depan kastil, tapi karena keterbatasan waktu kami tidak masuk ke dalam kastil, padahal secara pribadi aku pengen sekali melihat kastil ini dari dekat dan masuk ke dalam. Mungkin ini bisa menjadi alasan untuk datang lagi ke sini dan masuk ke dalam kastil negeri dongeng ini.

Setelah mengambil beberapa foto lagi, kami kemudian turun ke tempat pemberhentian bus yang akan membawa kami kembali ke Hohenschwangau Village. Sampai di Hohenschwangau Village. kami makan siang di salah satu restoran yang ada di sana dan membeli beberapa souvenir di toko souvenir.
Marienbrucke di atas jurang dan Schloss Neuschwanstein - photo by Hemis/Alamy














Schloss Neuschwanstein dibangun oleh King Ludwig II of Bavaria, dia ingin membuat istana yang lebih indah dari Schloss Hohenschwangau, istana milik ayahnya, di lokasi yang paling indah. Kastil ini mulanya bernama New Hohenschwangau Castle karena dibangun di bekas reruntuhan kastil abad pertengahan yaitu Vorderhohenschwangau Castle dan Hinterhohenschwangau Castle . Pembangunan kastil yang dimulai tahun 1869 ini direncanakan selesai dalam 3 tahun. Tetapi King Ludwig II ingin kastil ini sempurna sehingga sampai wafatnya tahun 1886, kastil ini belum selesai,. Kastil ini mempunyai lebih dari 200 ruangan, namun yang benar-benar selesai dibangun sebelum King Ludwig II wafat hanya 14 ruangan. Schloss Neuschwanstein  juga dikenal sebagai istana negeri dongeng atau Disney Castle yang sesungguhnya karena menginspirasi Walt Disney membuat Sleeping Beauty Castle. Tujuh minggu setelah kematian King Ludwig II yang tiba-tiba, istana tersebut dibuka untuk umum dan menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi, padahal King Ludwig II membangun istana tsb sebagai tempat untuk melarikan diri dari kehidupan umum.

Schloss Neuschwanstein  merupakan kastil bergaya neo-romantic, nama Neuschwanstein sendiri dapat diartikan sebagai new-swan-stone.

Kastil ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali pada libur Natal dan tahun baru, tiket masuknya seharga 13 Euro dan dapat dibeli di Ticketcenter di Hoheschwangau Village. Dan untuk alasan kemanan, kunjungan ke dalam kastil ini hanya dibatasi selama 35 menit dan harus dengan tour guide.
Schloss Neuschwanstein di saat autumn - photo by Shutterstock

Schloss Neuschwanstein di saat winter - photo by Shutterstock

Schloss Neuschwanstein dari atas - photo by Shutterstock